TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transit Jakarta menyatakan desain stasiun MRT Jakarta bawah tanah telah diantisipasi untuk menghadapi banjir di ibu kota.

"Tapi kalau air masih tembus juga (ke stasiun) itu seperti ada kejadian luar biasa," kata Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin saat dihubungi, Kamis, 19 Desember 2019.

Karena itu, menurut Kamaluddin, kecil kemungkinan stasiun MRT akan terdampak banjir. "Sangat kecil kemungkinan terjadi. Itu di bawah ada penyedot air juga," ujarnya.

Kamaluddin mengatakan pihaknya telah mengkaji desain stasiun MRT dari data sejarah banjir 100 tahun di ibu kota. Dari data sejarah banjir tersebut, di sekitar kawasan stasiun MRT bawah tanah belum pernah terjadi luapan air mencapai 1 meter.

Di setiap stasiun bawah tanah MRT, kata Kamaluddin, pintu masuknya dibangun lebih tinggi mencapai 1,5 meter dari permukaan jalan. "Ini sebenarnya sudah cukup berdasarkan histori banjir di DKI," ujarnya.

Selain itu, stasiun MRT dilengkapi pengaman tambahan untuk mencegah air masuk berupa pintu kedap air. Pintu kedap air akan tertutup setinggi 75 sentimeter setelah pintu rolling door yang ada di stasiun. "(Pintu kedap air) tinggi sebenarnya untuk mencegah air masuk ke dalam," kata Kamaluddin.

Genangan setinggi 10-40 sentimeter sebelumnya mendera sejumlah kawasan di DKI Jakarta saat hujan mengguyur lebih dari satu jam pada Selasa, 17 Desember lalu. Kawasan yang juga tergenang air dengan ketinggian tersebut termasuk kawasan sekitar stasiun MRT Jakarta yang berada di bawah tanah.