Kawin Kontrak di Puncak Dibabat, Turis Arab Pulang Lebih Cepat

Minggu, 29 Desember 2019 07:47 WIB

Warung Kaleng atau yang terkenal dengan sebutan Kampung Arab di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat 27 Desember 2019. TEMPO/M.A MURTADHO

TEMPO.CO, Bogor - Usai terbongkarnya kembali praktik haram perdagangan manusia berkedok kawin kontrak di kawasan Puncak, sejumlah turis Timur Tengah, terutama warga negara Arab meninggalkan Puncak. Alasannya, merasa takut dituduh terlibat menjadi pelaku kawin kontrak.

Seorang sopir yang kerap melayani wisatawan Timur Tengah, Suhendar, 41 tahun, mengatakan biasa tamunya berlibur sampai libur Tahun Baru usai. "Padahal tiket pulangnya dia itu tanggal 5 Januari. Tapi tiba-tiba pulang," kata dia saat ditemui di kediamannya di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat, 27 Desember 2019.

Menurut Suhendar, praktik kawin kontrak di wilayahnya mencari nafkah, yaitu lokasi yang dikenal dengan Kampung Arab, nyaris sudah tidak pernah ada lagi pasca penggerebekan kawin kontrak sekitar 2012 hingga 2015. Kala itu, banyak para pelaku kabur ke daerahnya masing-masing, diantaranta Cianjur, Cipanas dan Sukabumi.

Bahkan Suhendar mengatakan turis Arab yang sering berkunjung pernah menanyakan sepinya perempuan yang biasa hilir mudik dengan orang sebangsanya. "Saya jawab, tidak boleh dan sudah ditertibkan. Kalau mau nikah (yang) bener," kata dia.

Pemberitaan kawin kontrak mencuat kembali sejak jajaran Polres Bogor meringkus empat tersangka muncikari. Bersama mereka, turut diamankan enam korban dan satu orang pengantin WNA pada 23 Desember lalu.

Advertising
Advertising

Suhendar mengaku tahu hal tersebut. Namun ia menampik jika penangkapan itu terjadi di wilayahnya. Dia menyebut praktik kawin kontrak kini bergeser bukan lagi di Kampung Arab, tapi lebih banyak ke perkampungan yang menjadi lokasi para Imigran tinggal dengan mengontrak.

"Nah kalau imigran iya, itu ada di Ciburial, Kopo dan Megamendung. Mereka (Imigran) enggak jelas karena tidak mengisi penampungan, tapi ngontrak di rumah warga hingga tahunan," kata Suhendar.

Meski kawin kontrak sudah jarang ditemui, menurut Suhendar, geliat prostitusi di Puncak tetap masih banyak. Ia menyebut masih banyak wisatawan yang mencari perempuan tuna susila atau PSK. Para pria hidung belang itu biasanya membawa PSK menginap di villa di Puncak atau membawa mereka ke Bogor. "Saya pernah di-carter sama wanita muda, ternyata dia mahasiswi di universitas ternama di Bogor," kata Suhendar sambil mengatakan beberapa PSK juga berasal dari desa yang disebut Kampung Janda, dengan usia 20 hingga 30 tahun.

Berita terkait

Liburan ke Pulau Jeju Korea Selatan, Turis Cina Tertipu Tarif Taksi Hampir 10 Kali Lipat

9 hari lalu

Liburan ke Pulau Jeju Korea Selatan, Turis Cina Tertipu Tarif Taksi Hampir 10 Kali Lipat

Turis Cina membayar Rp2,4 juta untuk taksi dari bandara ke hotel di Pulau Jeju, Korea Selatan, tarif sebenarnya sekitar Rp271.000

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

19 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

24 hari lalu

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

27 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

27 hari lalu

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

Kawin kontrak telah marak menjadi modus baru dalam TPPO di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ungkap Hasil Visum Mayat Perempuan di Pulau Pari, Polisi Sebut Ada Luka di Dada dan Leher

28 hari lalu

Ungkap Hasil Visum Mayat Perempuan di Pulau Pari, Polisi Sebut Ada Luka di Dada dan Leher

Polda Metro Jaya mengungkap hasil visum terhadap mayat perempuan berinisial R yang ditemukan di Pulau Pari,

Baca Selengkapnya

Cara Mendapatkan SIM Card Bagi Turis Asing di Indonesia

29 hari lalu

Cara Mendapatkan SIM Card Bagi Turis Asing di Indonesia

Cara mendapatkan SIM Card bagi turis di Indonesia bisa dilakukan dengan menyesuaikan operator seluler yang dipilih. Berikut langkahnya.

Baca Selengkapnya

Perdagangan Orang Modus Kawin Kontrak di Cianjur, Korban Dijebak Layani Pria Timur Tengah

33 hari lalu

Perdagangan Orang Modus Kawin Kontrak di Cianjur, Korban Dijebak Layani Pria Timur Tengah

Polres Cianjur menangkap dua perempuan atas dugaan perdagangan orang modus kawin kontrak

Baca Selengkapnya

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

34 hari lalu

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

Wadir Lantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi, mengatakan sistem satu arah atau one way arah Jakarta berakhir seusai 11 jam diterapkan di Puncak.

Baca Selengkapnya

Jalur Puncak Ditutup, Pemudik Diarahkan ke Jalur Alternatif Jonggol dan Sukabumi

34 hari lalu

Jalur Puncak Ditutup, Pemudik Diarahkan ke Jalur Alternatif Jonggol dan Sukabumi

Kemacetan masih terjadi di jalur nasional kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada H+1 Lebaran Idulfitri 1445 Hijriyah, Minggu 14 April 2024. Akibatnya, arus kendaraan dari arah Cianjur menuju Bogor ditutup imbas pemberlakuan sistem satu arah (one way).

Baca Selengkapnya