Wali Kota Depok: Status Tanggap Darurat Hingga 14 Januari
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra (kontributor)
Editor
Febriyan
Kamis, 2 Januari 2020 14:52 WIB
TEMPO.CO, Depok – Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengeluarkan keputusan tentang Status Tanggap Darurat Bencana di Kota Depok. Dalam Surat Keputusan bernomor 433/01/Kpts/DPKP/Huk/2020 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Angin Kencang di itu, Idris menetapkan status tanggap darurat hingga 13 hari ke depan.
“Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Angin Kencang di Kota Depok, ditetapkan sejak 1 Januari 2020 hingga jangka waktu selama 14 (empat belas) hari,” kata Idris melalui keterangan resmi yang diterima Tempo, Kamis 2 Januari 2020.
Selanjutnya, Idris pun menunjuk Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok sebagai Ex-Officio Komandan Tanggap Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor, dan Angin Kencang di Kota Depok.
“Komandan Tanggap Darurat diminta segera berkoordinasi dan menginstruksikan kepada Perangkat Daerah terkait dan lembaga Iainnya dalam upaya melakukan langkah-langkah penanganan tanggap darurat Bencana di Kota Depok,” kata Idris.
Idris mengatakan, keputusan Status Tanggap Darurat Bencana ini dikeluarkan berdasarkan banyaknya kejadian bencana alam dibeberapa titik di Kota Depok hingga menyebabkan 3 orang meninggal dunia.
“Berdasarkan laporan dan hasil pengkajian cepat telah terjadi bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang di Kota Depok pada tanggal 1 Januari 2020 yang mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda dan rusaknya infrastruktur,” kata Idris.
Berdasarkan data dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Depok, ada 20 titik bencana alam mulai dari banjir, tanah longsor dan angin kencang di Kota Depok sejak Rabu 1 Januari 2019.
“Dari 11 Kecamatan se Kota Depok, kejadian bencana terjadi di 8 Kecamatan,” kata Ketua Tagana Kota Depok, Ahmad Supandi kepada Tempo.
Berikut data bencana di wilayah Kota Depok berdasar hasil asessment Tagana Dinas Sosial Kota Depok :
1. Kecamatan Cilodong
- Kelurahan Kali Baru ( 44 KK 164 JIWA )
- Kelurahan Sukamaju ( 8 KK 18 JIWA )
2. Kecamatan Tapos
- Kelurahan Cilangkap ( 40 KK 138 JIWA )
- Kelurahan Jatijajar ( 10 KK 38 JIWA )
- Kelurahan Sukamaju Baru ( 12 KK 35 JIWA)
3. Kecamatan Cipayung
- Kelurahan Ratu Jaya ( 6 KK 25 JIWA )
- Kelruahan Bojong Pondok Terong (1 KK)
4. Kecamatan Beji
- Kelurahan Pondok Cina ( 71 KK 260 JIWA )
5. Kecamatan Sawangan
- Kelurahan Pasir Putih ( 4 KK 18 JIWA )
- Kelurahan Pengasinan ( 30 KK 92 JIWA)
- Kelurahan Sawangan ( 8 KK 31 JIWA )
6. Kecamatan Pancoran Mas
- Kelurahan Rangkepan Jaya Baru ( 185 KK 300 JIWA )
- Kelurahan Depok ( 45 KK 127 JIWA )
- Kelurahan Mampang (100 KK 300 JIWA )
7. Kecamatan Cinere
- Kelurahan Cinere ( 55 KK 158 JIWA )
- Kelurahan Gandul ( 30 KK 105 JIWA )
- Kelurahan Pangkalan Jati Baru
( 13 KK 38 JIWA ) 3 meninggal dunia 1 luka patah pada kaki
8. Kecamatan Cimanggis
- Kelurahan Pasir Gunung Selatan ( 22 KK 88 JIWA )
- Kelurahan Tugu ( 3 KK 10 JIWA )
- Kelurahan Mekarsari ( 3 KK 10 JIWA )
“Meski begitu kami belum bikin posko karena dampak bencana yang alhamdulillah tidak berkepanjangan,” kata Supandi.
Depok merupakan salah satu wilayah yang terdampak banjir dan tanah longsor sejak awal tahun ini. Bencana tersebut terjadi setelah hujan deras turun sejak Selasa 31 Desember 2019.