Walhi: Naturalisasi Lebih Baik, Tapi Anies Abaikan Satu Hal Ini

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Juli Hantoro

Senin, 6 Januari 2020 14:42 WIB

Suasana konferensi pers yang dilakukan oleh LBH Jakarta, WALHI Jakarta, Rujak Center for Urban Studies dan Greenpeace Indonesia untuk membahas banjir Jabodetabek awal tahun 2020 di Kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2020. Tempo/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi menilai konsep naturalisasi lebih baik dibandingkan dengan normalisasi sungai dalam mencegah banjir. Namun ketika konsep naturalisasi itu diejawantahkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Pergub Nomor 31 Tahun 2019, satu faktor penting menurut Tubagus diabaikan.

"Pelibatan masyarakat tidak dimasukkan," ujar Tubagus di kantor LBH Jakarta, Senin, 6 Januari 2020.

Menurut Tubagus, walau lahan di bantaran sungai yang akan dinaturalisasi adalah milik Pemprov DKI Jakarta, namun warga sekitar adalah pihak yang akan menerima konsekuensi langsung dari bencana banjir. Untuk itu penting menurut dia agar Pemerintah DKI Jakarta mendengar aspirasi masyarakat di sana.

Foto udara suasana wilayah bantaran sungai Ciliwung yang belum dinormalisasi (kiri) dan yang sudah dinormalisasi (kanan) di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Minggu, 5 Januari 2020. Pembangunan tanggul normalisasi atau naturalisasi hanya 16,19 km dari total 33,69 km dikarenakan terkendala pembebasan lahan. ANTARA

Sedangkan konsep normalisasi dengan melakukan betonisasi dinilai tak akan menyelesaikan banjir. Selain itu menurut Tubagus, normalisasi sungai tak ramah dengan kepentingan masyarakat. "Normalisasi selalu dipakai dengan cara penggusuran," ujar dia

Advertising
Advertising

Dalam Pergub 31 Tahun 2019, naturalisasi didefinisikan sebagai pengelolaan sungai melalui pengembangan ruang terbuka hijau dengan memperhatikan kapasitas tampungan, fungsi pengendalian banjir dan konservasi. Konsep ini tak menggunakan beton di tepian melainkan bronjong batu kali. Anies menerapkannya di empat sungai. Salah satunya di Kali Sunter.

Polemik naturalisasi vs normalisasi kembali mencuat pascabanjir Jabodetabek awal 2020. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basoeki Hadimoeljono mengatakan normalisasi sungai Ciliwung tak ampuh menangkal banjir karena proyek tersebut tak kunjung selesai. Proyek pemerintah pusat itu baru berjalan 16 dari 33 kilometer. Sisanya mandek karena masalah pembebasan lahan oleh Pemprov DKI.

Saat banjir awal tahun lalu, Basoeki mengklaim lokasi normalisasi bebas banjir. Namun dibantah oleh Anies Baswedan. "Di sini telah dinormalisasi, tapi faktanya masih tetap terjadi banjir," kata dia seperti dikutip Koran Tempo edisi 4 Januari 2020.

Basuki kemudian menjawab, banjir di Kampung Pulo akibat normalisasi belum berjalan sepenuhnya. Sehingga air sungai merendam permukiman yang lebih rendah dari beton di tubir Ciliwung. "Tapi air tidak melimpasi parapet yang kami bikin," kata dia.

Berita terkait

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

39 menit lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

43 menit lalu

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

Berdasarkan informasi BNPB, dua desa masih terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

1 jam lalu

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

9 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

1 hari lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

1 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

1 hari lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

2 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

3 hari lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

3 hari lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya