Banjir Bandang di Lebak, Polisi Tutup Tambang Emas Ilegal

Senin, 13 Januari 2020 17:57 WIB

Personel kepolisian dan TNI berjaga di tempat penambangan emas ilegal yang ditutup di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, Rabu, 28 November 2018. Penambangan ilegal yang beroperasi secara ilegal itu menggunakan merkuri dan sianida. ANTARA

TEMPO.CO, Serang - Kepolisian Daerah Banten bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan penyegelan tambang emas ilegal di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Maraknya pertambangan emas tanpa izin diduga menjadi pemicu banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak awal Januari 2020.

Kepala Bidang Humas Polda Banten, Komisaris Besar Edy Sumardi, mengatakan kegiatan patroli yang menyasar penambangan emas illegal merespons instruksi Presiden Joko Widodo. Jokowi sebelumnya menduga keberadaan tambang liar di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak sebagai penyebab banjir bandang.

“Kami sudah lakukan pemasangan garis polisi di lokasi pertambangan emas ilegal di Cidoyong, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak kemarin,” kata Edy Senin, 13 Januari 2020.

Tak hanya itu, petugas juga mengamankan beberapa orang yang diduga pelaku penambangan ilegal atau gurandil. “Ada beberapa orang yang diamankan oleh Krimsus tapi nanti kami ekspose hasil lidik dari Dirkrimsus. Saat ini masih didalami perannya,” sebut Edy.

Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim menyatakan telah memerintahkan sejumlah dinas terkait untuk melakukan operasi dan inventarisasi di lokasi tambang emas ilegal di kawasan Gunung Halimun Salak. Menurutnya, setelah melihat kerugian yang besar maka yang perlu dilakukan penegakan hukum.

Advertising
Advertising

Wahidin menilai penambangan bukan satu-satunya penyebab banjir. Namun penegakan hukum perlu dilakukan bila keberadaan tambang emas ilegal malah memberikan dampak buruk.

"Jadi jangan nanti terlampau banyak perdebatan aspek sosial dan ekonomi. Kalau itu penyebab bencana ya sudah sikat saja," tegas Wahidin di Kota Serang Senin, 13 Januari 2020.

Wahidin menyatakan telah meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral untuk melakukan penelitian dan menginventarisasi kandungan bahan kimia berbahaya berupa merkuri yang menjadi bahan utama pengolah hasil tambang emas. Sebab merkuri merupakan zat berbahaya yang bisa merusak lingkungan dan manusia bila tidak dikelola dengan benar.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Gubernur Banten Wahidin Halim dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya untuk menghentikan aktivitas tambang di taman nasional terutama di wilayah Kabupaten Lebak. Menurut Jokowi, tidak ada toleransi lagi pagi aktivitas tambang emas liar di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak karena dinilai telah merugikan masyarakat dan memicu banjir bandang.

WASIUL ULUM

Berita terkait

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

4 hari lalu

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

4 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

9 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, Listrik Padam dan Enam Jembatan Rusak Berat

10 hari lalu

Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, Listrik Padam dan Enam Jembatan Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan merusak fasilitas publik. Listrik padam saat air meninggi.

Baca Selengkapnya

BNPB: 72 Rumah di Kabupaten Agam Rusak Akibat Banjir Bandang

18 hari lalu

BNPB: 72 Rumah di Kabupaten Agam Rusak Akibat Banjir Bandang

Puluhan rumah rusak tersebut akibat banjir bandang yang berisi lahar dingin atau material vulkanik Gunung Marapi yang terseret limpasan air hujan.

Baca Selengkapnya

Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

31 hari lalu

Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

Faktor utama pemicu longsor adalah curah hujan yang lebat.

Baca Selengkapnya

Sembilan Orang Hilang Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Bandung Barat

33 hari lalu

Sembilan Orang Hilang Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Bandung Barat

Banjir dan tanah longsor di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, membuat sejumlah warga hilang dan rumah rusak. Evakuasi masih berlangsung.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang Sergap Cipongkor Bandung Barat Jelang Tengah Malam

34 hari lalu

Banjir Bandang Sergap Cipongkor Bandung Barat Jelang Tengah Malam

Banjir bandang menyergap Kampung Joglo, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Akibat hujan dengan intensitas tinggi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soroti Pembalakan Hutan Sebagai Penyebab Banjir Demak

36 hari lalu

Jokowi Soroti Pembalakan Hutan Sebagai Penyebab Banjir Demak

Jokowi menyarankan pemda melakukan penanaman, penghutanan kembali, hingga pengalihan lahan untuk solusi jangka panjang atasi banjir demak.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Langsung Banjir Demak pada Pagi Ini

36 hari lalu

Jokowi Tinjau Langsung Banjir Demak pada Pagi Ini

Presiden Jokowi meninjau langsung lokasi terdampak banjir di Kabupaten Demak.

Baca Selengkapnya