Gerindra Dukung Anies Beli Toa Peringatan Banjir

Reporter

Imam Hamdi

Jumat, 17 Januari 2020 06:34 WIB

Penampakan Disaster Warning Sistem (DWS) alat peringatan dini banjir BPBD DKI. Foto: Istemewa

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra, Syarif, mendukung rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang ingin membeli toa peringatan banjir atau Disaster Warning System (DWS). Ia berpandangan kehadiran enam set perangkat peringatan dini bencana di enam kelurahan memang dibutuhkan.

Syarif menilai harga DWS yang mencapai Rp 4,03 miliar disebut masih wajar. "Yang mahal kan stasiun radionya. Jadi jangan dianggap cuma beli toa saja," kata Syarif saat dihubungi, Kamis, 16 Januari 2020.

Berdasarkan data apbd.dki.go.id, anggaran Rp 4,03 miliar tersebut terdiri dari pengadaan enam Stasiun Ekspansi Peringatan Dini Bencana Transmisi Vhf Radio dengan anggaran Rp 3,1 miliar, enam set pole DWS seharga Rp 353 juta, enam set Modifikasi software telementary dan Warning Console dengan Amplifier 100W senilai Rp 416 juta.

Lalu enam set Coaxial arrester DWS sebesar Rp 14.124.172, enam set Horn speaker 30 W Rp 7.062.086 juta, enam set Storage battery 20 Ah, 24V Rp 70.618.918, enam set elemen antena Rp 90.392.564.

Ihwal anggaran DKI yang kerap menimbulkan pro dan kontra, Syarif meminta kepada warga untuk terus mengkritik. Namun ia berharap kritik yang disampaikan objektif dan tidak menyesatkan.

Advertising
Advertising

Sebagai contoh, sebut dia, saat pembahasan anggaran kemarin ada pihak yang mengkritik pembelian perangkat peningkatan kapabilitas data analytic dan manajemen risiko dengan pagu Rp 128,99 miliar di Badan Pajak dan Retribusi Daerah.

Namun, menurut Syarif, pihak yang mengkritisi anggaran tersebut malah menggiring opini seakan pemerintah mau membeli satu perangkat komputer senilai Rp 128,9 miliar. "Anggaran miliar itu dikira cuma beli komputer doang. Padahal anggaran itu bukan hanya untuk beli satu unit komputer," ujarnya.

Dalam laman apbd.jakarta.go.id, tercantum bahwa BPRD DKI menganggarkan dana untuk peningkatan kapabilitas data analytic dan manajemen risiko dengan pagu Rp 128,99 miliar. Dari angka anggaran itu, mayoritas dibelanjakan untuk pengadaan komputer dan perangkatnya.

Rinciannya, yakni pembelian komputer mainframe Z14 ZR1 senilai Rp 66,67 miliar per unit. Selanjutnya dua unit SAN Switch seharga Rp 3,49 miliar, enam unit server Rp 307,95 juta, dan sembilan unit storage untuk mainframe Rp 58,5 miliar.

Menurut Syarif, saat ini ada pihak yang menggiring opini dalam hal realisasi anggaran DKI Jakarta. "Sekarang dimunculkan toa. Tidak cerdas dan menyesatkan orang lain," sebut dia

Ia menambahkan data APBD 2020 DKI telah terpampang jelas di situs milik pemerintah. Semestinya, siapa pun yang ingin mengkritik harus melihat data anggaran tersebut. "Sebelum APBD di-upload ribut. Sekarang sudah di-upload tidak dilihat sudah melakukan kritik. Lihat rincian detailnya," tutur Syarif.

Sebelumnya, staf riset Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran atau FITRA, Gurnadi Ridwan, mengingatkan agar pemerintah DKI Jakarta melihat efektivitas dan efisiensi penggunaan sistem pengeras suara bernama Disaster Warning System. Menurut Gurnadi, anggaran pembelian enam set perangkat DWS untuk peringatan dini banjir senilai Rp 4,03 miliar terlalu mahal.

IMAM HAMDI

Berita terkait

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

1 jam lalu

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

Lebih dari 3.800 unit rumah terdampak banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

3 jam lalu

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

Gibran mengaku tak tahu siapa yang dimaksud Luhut soal orang toxic yang jangan dibawa ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

10 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

12 jam lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

14 jam lalu

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

Politikus PDIP menyebut empat nama yang berpotensi maju di cagub DKI Jakarta. Ada nama Ahok.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

17 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

18 jam lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

18 jam lalu

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

Berdasarkan informasi BNPB, dua desa masih terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

19 jam lalu

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.

Baca Selengkapnya

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

23 jam lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya