DKI Jakarta Peringkat Ke-10 Kota Termacet, Dishub Klaim Sukses

Reporter

Adam Prireza

Editor

Febriyan

Selasa, 4 Februari 2020 06:15 WIB

Kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat masih terjadi di jalan mengarah ke Bundaran Senayan akibat konvoi Karnaval Langit Biru, Jakarta, Minggu, 27 Oktober 2019. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menilai pihaknya berhasil menahan presentase kemacetan di tengah peningkatan jumlah kendaraan serta proyek pembangunan yang ada di ibu kota. Hal itulah yang menjadi kunci keberhasilan Jakarta memperbaiki peringkat dalam daftar kota termacet di dunia.

Syafrin mengklaim pelbagai rekayasa lalu lintas seperti perluasan pemberlakuan pelat nomor ganjil-genap efektif menekan tingkat kemacetan di Jakarta. Dari perluasan tersebut, menurut Syafrin. Terjadi peningkatan kecepatan rata-rata yang signifikan, dari sekitar 25 kilometer (km)/jam menjadi 33 km/jam.

"Artinya ini cukup menyumbang. Bayangkan jika tidak dilakukan apa-apa tentu tidak bisa kita pertahankan 53 persen," ujarnya di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta, kemarin.

Pernyataan Syafrin itu menanggapi hasil indeks lalu lintas TomTom (TomTom Traffic Index) yang memberikan Jakarta predikat sebagai kota termacet ke-10 di dunia. Jakarta berhasil memperbaiki peringkat setelah pada tahun 2018 menduduki peringkat ke-7.

Meskipun demikian, TomTom mencatat tak ada perbubahan presentase kemacetan di DKI Jakarta. Sejak tahun 2018-2019, lembaga survei itu mencatat presentase kemacetan Jakarta stagnan di angka 53 persen.

Syafrin menilai keberhasilan mempertahankan tingkat kemacetan itu sebagai prestasi luar biasa. Pasalnya, menurut dia, pertumbuhan kendaraan di Jakarta mencapai 10 persen setiap tahunnya.

Advertising
Advertising

"Jakarta dengan pertumbuhan kendaraan per tahun 10 persen kemudian masyarakat yang kita edukasi, sosialisasi dan untuk bisa mempertahankan secara masif artinya 53 persen ini suatu capaian luar biasa," kata Syafrin.

Syafrin juga menyebut peningkatan jumlah pengguna Transjakarta hingga 995 ribu per hari serta pengguna MRT yang mencapai rata-rata 95 ribu sebagai upaya pemerintah meningkatkan kinerja lalu lintas. Syafrin mengatakan pihaknya akan terus berupaya agar Jakarta keluar dari deretan 10 besar kota termacet di dunia versi TomTom Traffic Index.

Masih berdasarkan data yang dipaparkan dalam laman TomTom, tahun 2019 Jakarta mengalami kemacetan terparah pada Rabu, 6 Maret dengan tingkat kemacetan mencapai 91 persen. Sedangkan tingkat kemacetan terendah terjadi pada Selasa, 4 Juni 2019.

TomTom juga mencatat tingkat kemacetan tertinggi di Jakarta terjadi pada malam hari saat jam pulang kerja. Pengemudi membutuhkan waktu ekstra selama 26 menit untuk sampai ke tujuan. Sementara pagi hari, waktu tambahan yang dibutuhkan sekitar 19 menit.

Berita terkait

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

9 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

10 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

10 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

11 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

12 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

15 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

17 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

17 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

18 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

19 hari lalu

Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

Kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini tidak separah tragedi Brexit 2016 yang Menewaskan 18 Orang atau macet parah di Beijing dan Pakistan.

Baca Selengkapnya