Warga Sebut Demam Berdarah Lebih Bahaya Dari Virus Corona

Reporter

Imam Hamdi

Minggu, 8 Maret 2020 12:36 WIB

Tim Tanggap Covid-19 Pemprov DKI Jakarta memeberikan sosialisasi cara menggunakan masker dan mencuci tangan menggunakan antiseptik saat Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 8 Maret 2020. Sosialisasi tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dan higienis untuk antisipasi potensi penyebaran COVID-19 atau Corona Virus. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga DKI Jakarta mengaku tak terlalu khawatir dengan potensi penyebaran virus Corona di Jakarta. Hal itu tampak dari ramainya warga saat menghabiskan waktu di lokasi car free day Jalan Jenderal Sudirman - M.H. Thamrin pada Ahad, 8 Maret 2020.

Aris Sinaga, 33 tahun, meyakini Indonesia bisa mencegah dan menanggulangi penyebaran virus Corona. Menurut dia, masyarakat pun tidak perlu berlebihan dalam melihat penularan virus Corona yang sudah menjangkiti empat orang Indonesia.

"Pasti bisa ditangani. Jangan terlalu fokus ke Corona karena bisa berdampak negatif yang menyebabkan kepanikan di tengah masyarakat," kata Aris saat ditemui di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Menurut Aris, Indonesia mempunyai pengalaman dalam menanggulangi virus berbahaya. Bahkan, Indonesia berhasil dengan cepat menanggulangi virus SARS yang lebih berbahaya dari Covid-19.

Kata Aris, virus dapat dicegah penularannya dengan rajin berolahraga dan menjaga kesehatan tubuh. Jadi, menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan dan takut untuk berolahraga di tempat keramaian seperti saat car free day. "Jaga kesehatan dan berolahraga adalah kunci terpenting dalam menghadapi potensi penyebaran virus ini."

Advertising
Advertising

Menurut Aris, media maupun warga tidak perlu terlalu fokus dengan Corona. Justru, menurut dia, yang perlu dikhawatirkan adalah kejadian luar biasa demam berdarah dengue (DBD). "Yang saya tahu DBD lebih mematikan dan sudah ada yang meninggal tahun ini karena terserang itu," ujarnya.

Aris menuturkan sampai sekarang demam berdarah belum ada vaksinnya. Bahkan, serangan DBD terkadang tidak terdeteksi. "Ada yang pagi tidak apa-apa, malam panas dan meninggal karena DBD. Harusnya kita worry ke DBD," tuturnya.

Menurut dia, jika hanya Corona saja yang terus diinformasikan, masyarakat akan semakin panik dan menimbulkan kerugian besar, seperti menimbun kebutuhan pokok secara berlebihan dan berdampak ke kenaikan harga. "Padahal Corona baru empat orang dan potensi sembuhnya besar. DBD itu lebih bahaya juga loh," ucap Aris.

Warga lainnya, Ati Wicaksono, 51 tahun, berpendapat sama dengan Aris. Menurut dia, media dan masyarakat tidak perlu mengekspos berlebihan masalah virus Corona. Yang harus diberikan porsi terbesar, ia menilai, justru edukasi dalam penanggulangannya

"Khawatir boleh asal jangan lebay. Asal jaga kesehatan penyakit bisa dicegah," ujarnya. "Kalau sudah ada yang sakit lebih baik tidak keluar rumah," kata Ati.

Kementerian Kesehatan mencatat ada 94 orang meninggal akibat penyakit demam berdarah dengue sepanjang 2020 ini. Jumlah itu tercatat sampai Kamis, 5 Maret 2020. "Data tercatat 94 kematian dari total 14.716 kasus secara nasional," kata Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

Jumlah kematian terbanyak berada di Nusa Tenggara Timur, yaitu sebanyak 29 orang. Jumlah kasus demam berdarah dengue di sana pun tertinggi mencapai 1.300 kasus.

IMAM HAMDI

Berita terkait

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

1 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

2 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

8 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya