Musabab PSBB Jakarta Tak Efektif

Reporter

Tempo.co

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 21 April 2020 05:45 WIB

Warga keluar dari Stasiun MRT Dukuh Atas di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin, 20 April 2020. Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara mengatakan bahwa semua aktivitas perkantoran di sepanjang Jalan Thamrin-Sudirman sudah mematuhi aturan PSBB. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB Jakarta dinilai belum efektif mengurangi penyebaran virus corona atau Covid-19. Hingga Senin pagi, 20 April 2020, jumlah pasien positif Covid-19 di Ibu Kota mencapai 3.112 orang.

Angka tersebut naik dari hari sebelumnya dengan jumlah orang kasus positif 3.033 orang.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyebut PSBB yang berlaku sejak 10 April 2020 di Jakarta tak efektif. "Enggak ada hasilnya, buktinya orang masih pada keluar, masih kemana-mana," ujar dia kemarin.

Ia menilai pemerintah pusat tidak tegas memberikan pembatasan aktivitas warga. Contohnya adalah kerumunan yang masih terjadi di moda transportasi kereta rel listrik atau KRL Jabodetabek.

Menurut Agus, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan PT KAI sebagai pihak di hilir tidak mungkin menghentikan operasi KRL jika pemerintah pusat justru membolehkan.

Advertising
Advertising

Adapun kondisi di stasiun KRL hingga kemarin masih tampak ramai. Salah satunya di Stasiun Cilebut, Bogor. Manager External Relations PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Adli Hakim mengakui masih ada antrean.

Tapi ia mengatakan antrean dapat terurai cepat. "Memasuki pekan kedua PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), secara umum stasiun-stasiun yang biasanya dipadati pengguna, tren jumlah penumpangnya semakin menurun," kata Adli dalam keterangan tertulisnya, Senin, 20 April 2020.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Doni Monardo mengakui penerapan PSBB di DKI Jakarta masih belum sepenuhnya efektif berjalan. Hal ini khususnya terlihat pada masih adanya perkantoran yang mewajibkan karyawannya untuk datang ke kantor.

Penumpang menunggu kedatangan Kereta KRL Commuterline di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin, 20 April 2020. Saat ini PSBB telah berlaku di wilayah Jabodetabek. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

"Yang belum optimal ini adalah terkait kegiatan perkantoran dan pekerjaan di pabrik sehingga mengakibatkan moda transportasi masih tetap dipenuhi oleh warga masyarakat," kata Doni usai rapat terbatas membahas laporan mingguan Gugus Tugas yang dilakukan lewat telekonferensi, Senin, 20 April 2020.

Doni mengatakan masalah sebenarnya terjadi di hulu, atau di perusahaan-perusahaan yang belum memenuhi protokol kesehatan yang diimbau pemerintah.

Atas dasar itu, ia mengatakan langkah tegas akan dilakukan pemerintah pada perusahaan-perusahaan tersebut. Bila masih terdapat kantor dan pabrik yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan, maka beberapa langkah akan dilakukan.

"Mulai peringatan, teguran, sanksi, sebagaimana pasal 93 Undang-Undang nomor 6 tahun 2018, manakala terjadi hal membahayakan kesehatan masyarakat akan dikenai denda dan sanksi pidana," kata Doni.

Doni menegaskan Kementerian Perhubungan tak bisa serta merta menutup atau membatasi secara langsung moda transportasi umum atas nama PSBB. Masih adanya masyarakat yang membutuhkan moda tersebut, tak bisa dibiarkan begitu saja. Doni mengatakan ia paham para pekerja itu bekerja di sektor yang tak bisa ditinggal, seperti rumah sakit hingga fasilitas umum lainnya.

Mereka yang tetap turun ke lapangan juga disebut Doni dituntut untuk harus kerja. Bila tidak kerja, mereka akan dianggap bolos dan berisiko dipotong honor, dikurangi gaji, bahkan bisa juga terkena PHK.

"Oleh karena itu, kami ajak semua komponen terutama para pemimpin, pejabat, manajer yang kelola sumber daya karyawan agar mematuhi aturan pemerintah, yaitu bekerja, belajar, juga beribadah dari rumah," kata Doni.

YUSUF M\TAUFIQ\LANI\EGI

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

7 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya