Ekonom Nilai Data Penduduk Bermasalah di Era Jokowi

Kamis, 14 Mei 2020 22:10 WIB

Warga menunjukkan paket sembako dari Presiden Jokowi yang disalurkan Kementerian Sosial di Kelurahan Pakansari, Cibinong , Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu 13 Mei 2020. Kementerian Sosial menyalurkan bantuan paket sembako untuk 70.224 kepala keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Bogor yang tersebar di 7 kecamatan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institut Harkat Negeri, Awalil Rizky, menganggap persoalan data di Indonesia muncul kembali di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada periode pertama. Menurut Awalil, peran Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) soal pendataan di era Jokowi mulai meredup ketimbang pimpinan sebelumnya, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Belakangan TNP2K di periodenya Pak Jokowi yang pertama itu kurang berperan besar (tidak) seperti Pak SBY (periode) kedua," kata dia saat konferensi pers virtual, Kamis, 14 Mei 2020. Awalil menjelaskan TNP2K memiliki ruang untuk mendata warga miskin di Indonesia pada 2011.

Saat itu, Wakil Presiden Boediono mendukung kerja TNP2K. Tim tersebut juga bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga mendapat data awal untuk dimasukkan dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Ketika berganti kepemimpinan, tugas mendata relatif dilakukan Kementerian Sosial. Dampaknya, dia menilai, data sensus penduduk sejak 2015 hingga saat ini kurang akurat. "Ketika 2015 dicoba disensus lagi, ke sininya makin kurang akurat," ucap dia.

Dia menyarankan pemerintah menerbitkan payung hukum yang memberi TNP2K kewenangan untuk melakukan pendataan. Dengan begitu, tugas terkait data bukan lagi tanggung jawab kementerian. "Saya kira harus ada payung hukum yang lebih serius," ujarnya.

Masalah data ini muncul setelah penyaluran bansos tahap pertama di Jakarta berantakan. Data penerima bansos yang dimiliki pemerintah DKI dan pusat tumpang tindih. Artinya, pemerintah DKI dan pusat membagikan bantuan ke warga yang sama.

Padahal, menurut Menteri Sosial Juliari Batubara, kesepakatan awal tidak seperti itu. Pemerintah Provinsi DKI seharusnya mendistribusikan bansos ke 1,1 juta jiwa sementara pusat ke 2,6 juta jiwa. Angka ini mengacu pada penjelasan Gubernur DKI Anies Baswedan yang menyampaikan ada 3,7 juta jiwa warga Jakarta butuh bantuan.

LANI DIANA

Berita terkait

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

46 menit lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

1 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

2 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

2 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

2 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

2 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

3 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

3 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

4 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

4 jam lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya