Warga Pejaten Timur Bersihkan Sampah Sisa Banjir

Reporter

Antara

Selasa, 19 Mei 2020 13:16 WIB

Warga melintasi sisa sampah dan lumpur akibat diterjang banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 3 Januari 2019. Menurut warga di kawasan itu, banjir tersebut salah satu yang terparah sejak beberapa tahun terakhir. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir yang melanda pemukiman warga di empat rukun warga (RW) Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Selasa pagi, telah surut. Warga mulai berbenah membersihkan sisa banjir.

Lurah Pejaten Timur HM Rasyid Darwis mengatakan warga dibantu petugas PPSU kelurahan bergotong royong membersihkan sisa-sisa sampah dan lumpur rendaman banjir. "Banjir surutnya dari jam 03.00 WIB pagi, sekarang sudah kering, tinggal pembersihan," kata Rasyid.

Rasyid mengatakan total ada 15 petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) yang dikerahkan membantu warga membersihkan lingkungan dari sisa banjir dengan cara mengangkut sampah sisa banjir serta membersihkan sedimentasi lumpur yang mengotori jalan dan pemukiman.

Ia menyebutkan, banjir melanda empat rukun warga di Kelurahan Pejaten Timur yakni RW 005, RW 006, RW 007 dan RW 008 dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.

Tercatat ada sekitar 30 kepala keluarga yang terdampak banjir. Namun, tidak ada warga yang mengungsi. Warga memilih tetap bertahan rumah masing-masing dan di lantai dua rumahnya hingga air surut.

Menurut Rasyid, luapan Kali Ciliwung menggenang pemukiman warga terjadi sejak Senin, 18 Mei 2020 sekitar pukul 21.00 WIB.

Air berasal dari luapan Kali Ciliwung yang mengalami kenaikan akibat hujan yang mengguyur kawasan Puncak dan Depok, Jawa Barat pada Senin sore hingga malam.

Lebih lanjut Rasyid mengatakan empat RW di wilayah Pejaten Timur sudah sering dilanda banjir, setiap kali Ciliwung meluap.

Menurut dia, jika status ketinggian muka air di Katulampa dan Pintu Air Depok siaga tiga, maka empat RW tersebut sudah pasti terkena limpasan. "Kalau di Pejaten Timur cuaca panas, tapi di Puncak dan Depok hujan, sudah pasti bakalan kena (banjir)," kata Rasyid.

Ia mengatakan kondisi tersebut dikarenakan empat RW tersebut berada di kawasan terbuka dan dekat rawa. Selain itu, karena ada pembebasan Kali Ciluwung sehingga limpasan dan tali-tali air mengarah ke empat RW tersebut.

Jika ketinggian muka air lebih tinggi lagi atau berstatus siaga dua, makan cakupan banjir lebih luas lagi tidak hanya di empat RW tersebut. "Jadi kalau sudah meluap, air dari Ciliwung tidak bisa keluar, airnya berbalik ke wilayah kita," katanya.

Rasyid mengatakan upaya yang dilakukan aparat untuk mengantisipasi warga terdampak banjir hanya dengan menginformasikan kepada warga lewat pengeras suara.

Warga sebelumnya telah diimbau untuk mewaspadai kenaikan permukaan air Kali Ciliwung untuk memberi kesempatan mengevakuasi barang-barang berharga sebelum banjir tiba."Banjir begini sudah biasa, kita kasih imbauan juga sudah biasa, paling nanti juga surut," kata Rasyid mengutip ucapan warganya.

Berita terkait

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

4 jam lalu

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB menyalurkan dana siap pakai sebesar Rp 2,15 miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk penanganan darurat banjir dan tanah

Baca Selengkapnya

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

5 jam lalu

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB minta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi curah hujan, khususnya pada wilayah yang masih terdampak banjir dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

7 jam lalu

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

Lebih dari 3.800 unit rumah terdampak banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

1 hari lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

1 hari lalu

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

Berdasarkan informasi BNPB, dua desa masih terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

1 hari lalu

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

1 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

2 hari lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

2 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

2 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya