Epidemiolog Ingatkan DKI Belum Siap Menuju Transisi New Normal

Rabu, 3 Juni 2020 12:06 WIB

Petugas melakukan penyemprotan cairan disinfektan di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa, 2 Juni 2020. Penyemprotan ini dalam rangka sterilisasi kawasan wisata Kota Tua menjelang aturan new normal di DKI Jakarta. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, menyarankan Pemerintah Provinsi DKI melonggarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB saat penularan virus corona telah turun secara stabil.

"Pelonggaran bisa dilakukan kalau kasus baru sudah 10-20 kasus per hari selama sepekan," kata Tri saat dihubungi, Rabu, 3 Juni 2020.

Menurut dia, pemerintah belum bisa melonggarkan pembatasan untuk menyiapkan masa transisi menuju new normal atau tatanan normal baru di tengah pagebluk corona. Sebab, penularan atau jumlah kasus baru masih berfluktuasi di angka ratusan.

"Kalau ada kenaikan sampai 60 kasus per hari saja itu belum bisa dikatakan terkontrol," ujarnya. Tri menuturkan penerapan kenormalan baru bisa dilakukan jika pemerintah berhasil mengontrol wabah ini. "Saat wabah naik, dan mengalami penurunan yang konsisten minimal bertahan satu pekan itu baru bisa disebut wabah sudah terkontrol."

Jika pemerintah ingin menyiapkan masa transisi di tengah wabah yang belum terkontrol, kata dia, pemerintah harus melakukan isolasi kasus yang ditemukan. Selain itu, pemerintah juga bisa tetap melakukan pembatasan secara parsial di wilayah yang masih tinggi penularannya.

Advertising
Advertising

Kasir mengenakan masker saat melayani pengunjung di sebuah pusat perbenjaan grosir, di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu malam, 30 Mei 2020. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan ketentuan mengenai standar operasional di sektor perdagangan pada masa kenormalan baru (new normal), tentang Pemulihan Aktivitas Perdagangan Yang Dilakukan Pada Masa Pandemic Corona Virus Disease (Covid-19) untuk menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi barang dan jasa kebutuhan masyarakat. TEMPO/Imam Sukamto

Pemerintah pun harus bertanggung jawab jika penularan semakin tinggi saat melakukan pelonggaran kebijakan pembatasan ini. Jika saat pelonggaran ada kenaikan sampai dua kali lipat dari kasus harian sebelumnya, maka pemerintah harus segera melakukan kembali pembatasan.

"Kalau terjadi peningkatan dua kali lipat saat pelonggaran itu namanya sudah terjadi outbreak atau wabah kembali. Jadi harus siap isolasi lagi," ujarnya. "Ini yang harus diantisipasi saat mengambil kebijakan pelonggaran saat wabah belum terkontrol."

Pada Selasa, 3 Juni 2020, jumlah kasus positif Covid-19 di DKI bertambah 76 orang. Berdasarkan data dari Pemprov DKI, untuk kasus positif Covid-19 sebanyak 7.459 orang, sembuh 2.405 orang dan meninggal 525 orang.

Sedangkan, sehari sebelumnya, 1 Juni 2020, jumlah pasien positif Covid-19 di DKI naik sebanyak 121 kasus baru. Kenaikan dilihat dari data sebelumnya yang berjumlah 7.151 kasus. Untuk pasien sembuh terdapat 99 pasien sembuh baru, dari 2.003 orang pada hari kemarin menjadi 2.102 orang hari ini.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

10 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya