Komisi VIII DPR Memonitor Penyaluran Bansos di Kota Bogor

Reporter

Antara

Rabu, 1 Juli 2020 08:12 WIB

Foto ilustrasi bansos provinsi, dok Humas Jabar.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan ke Kota Bogor untuk memonitor pelaksanaan bantuan sosial atau Bansos Covid-19, yang saat ini memasuki tahap kedua.

Kunjungan spesifik Komisi VIII DPR RI dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII, Moekhlas Sidik, ke Balai Kota Bogor, Selasa, 1 Juli 2020.

Rombongan Komisi VIII DPR RI diterima oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang didampingi antara lain oleh Wakil Wali Kota Dedie A Rachim, Asisten Daerah Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra) Irwan Riyanto, dan Kepala Dinas Sosial Anggraeny Iswara.

Dalam dialog antara Komisi VIII DPR dengan Wali Kota Bogor dan jajarannya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ihsan Yunus, mengatakan, kunjungan spesifik Komisi VIII hari ini adalah bagian dari tugas pengawasan DPR RI untuk mengawasi implementasi dan pelaksanaan dari aturan perundangan, khususnya bantuan sosial pada pandemi Covid-19.

Menurut Ihsan, kunjungan spesifik Komisi VIII di Kota Bogor untuk melihat dan memonitor pelaksanaan dan penyaluran bantuan sosial pada pandemi Covid-19.
"Kami berterima kasih kepada wali kota Bogor yang mau buka-bukaan soal penyaluran Bansos dan kendalanya. Dari dialog ini akan kami bawa sebagai masukan untuk dibahas bersama kementerian dan lembaga terkait. Kami akan terus memperbaiki, pendataan maupun penyalurannya," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Ihsan Yunus, membenarkan di daerah kadang-kadang kurang fokus pada penanganan dan penyaluran bantuan sosial. "Wali Kota Bogor tadi menyampaikan, bahwa Kota Bogor sudah fokus menangani bantuan sosial Covid-19 hingga melakukan perbaikan data melalui aplikasi,"katanya.

Ihsan juga menyebut, penanganan bantuan sosial Covid-19 di Kota Bogor sudah cukup baik dengan membuat inovasi untuk memudahkan warganya. "Pemerintah Kota Bogor juga membuat jaringan untuk memoitor penerimanya tepat sasaran," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Moekhlas Sidik, selaku pimpinan rombongan, mengatakan, DPR RI dan Kementerian Sosial sudah menyepakati anggaran untuk program Bansos bagi penanggulangan bencana Covid-19.

Menurut dia, alokasi anggaran tersebut pada tahun 2020 direncanakan ada penambahan target penerima PKH dari 10 juta KPM menjadi 15 juta KPM, dengan kebutuhan anggaran tambahan Rp 17,8 triliun.

Kemudian, untuk Bansos juga ada target penambahan penerima, dari 15,6 juta keluarga menjadi 20 juta keluarga, dengan kebutuhan anggaran tambahan Rp 7,9 triliun.

Untuk Bansos tahun 2021, kata dia, Komisi VIII DPR RI menyepakati adanya tambahan anggaran Kemensos Rp 91,9 triliun. "Pemberian Bansos tujuannya agar seluruh warga negara, baik perorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang mengalami dampak ekonomi akibat Covid-19 bisa hidup secara wajar," katanya.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

15 jam lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

17 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

19 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

19 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

2 hari lalu

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris

Baca Selengkapnya