Survei NTU - Lapor Covid-19: Warga DKI Belum Siap Normal Baru

Reporter

Adam Prireza

Senin, 6 Juli 2020 11:51 WIB

Aparat Satpol PP Jakarta Barat mendata para pengunjung Diskotek Top One yang melanggar aturan PSBB transisi fase 1 di Jakarta, Jumat (3/7/2020). (ANTARA/Devi Nindy)

TEMPO.CO, Jakarta - Survei Social Resilience Lab Nanyang Technological University (NTU) bersama Lapor Covid-19 menunjukkan bahwa warga DKI Jakarta belum siap memasuki fase normal baru (new normal) di tengah pandemi. Sulfikar Amir, pakar sosiologi bencana dari NTU mengatakan hal itu dilihat dari nilai persepsi risiko warga DKI Jakarta terhadap Covid-19 yang masih rendah, yaitu 3,30.

“Secara keseluruhan warga DKI belum siap memasuki era normal baru, setidaknya sampai tingkat persepsi risiko cukup tinggi, lebih dari 4, sehingga perilaku keselamatan menjadi lebih baik,” kata Sulfikar dalam konferensi pers daring yang diunggah oleh akun YouTube Lapor Covid19 dan Tempo kutip pada Senin, 6 Juli 2020.

Survei Nanyang Technological University bersama Lapor Covid-19 dilakukan selama 29 Mei-20 Juni 2020 dengan 206.550 responden dan data valid 154.471. Survei menggunakan metode quota sampling dengan variabel penduduk per kelurahan.

Salah satu variabel dalam persepsi risiko yang menurut Sulfikar krusial adalah anggapan seberapa besar kemungkinan warga DKI Jakarta merasa akan tertular Covid-19. Berdasarkan survei itu, 54 persen warga Ibu Kota menganggap kemungkinan mereka akan tertular Covid-19 sangat kecil, 23 persen menganggap kemungkinannya kecil, dan 14 persen sedang.

Pada pertanyaan seberapa besar kemungkinan orang yang paling dekat dengan anda tertular Covid-19, 50 persen responden menjawab sangat kecil, 26 persen kecil, dan 15 persen sedang. Sedangkan seberapa besar kemungkinan orang di lingkungannya terkena Covid-19, 42 persen responden menjawab sangat kecil, 28 persen kecil, dan 19 persen sedang.

Advertising
Advertising

Hal itu berbanding terbalik dengan hasil yang didapat pada variabel perilaku kesehatan. Sebanyak 95 persen responden mengatakan selalu mencuci tangan, 97 persen selalu mengenakan masker saat keluar rumah, dan 91 persen selalu menjaga jarak di ruang publik. Namun, ketika dua variabel itu disandingkan, persentase perilaku kesehatan warga DKI Jakarta yang tinggi tak dapat memastikan mereka telah siap menuju normal baru.

Ada satu kondisi fisik mereka mengenakan masker namun kemudian secara mental mereka menganggap tidak akan terjadi apa-apa. “Itu yang kemudian membuat perilakunya itu sendiri tidak bisa konsisten untuk menjaga diri,” kata Sulfikar.

Selain itu, Sulfikar juga mengatakan perlu ada intervensi yang serius oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait bantuan sosial. Soalnya, kata Sulfikar, dari survei diketahui bahwa masih banyak warga yang menyatakan Covid-19 memberi dampak yang besar terhadap faktor ekonomi mereka. Bahkan ada sekelompok warga yang rela tertular Covid-19 demi penghasilannya tidak terganggu.

Dampak ekonomi yang signifikan mempengaruhi rendahnya persepsi risiko secara umum karena warga DKI masih membutuhkan bantuan sosial. “Beberapa dari mereka rela tertular untuk mendapatkan penghasilan,” kata Sulfikar.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

2 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

3 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya