Fraksi PKS DPRD: Pengawasan Protokol Kesehatan di Perkantoran Jakarta Kendor

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 7 Agustus 2020 15:26 WIB

Karyawan mengenakan masker saat beraktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin, 8 Juni 2020. Pekan awal masa pembatasan sosial berskala berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan karyawan di perkantoran kembali bekerja namun dengan jumlah karyawan yang dibatasi. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPRD DKI Jakarta, Achmad Yani, menganggap pengawasan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 belum optimal.

Sebab, menurut dia, jumlah aparat dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI tak imbang dengan banyaknya perkantoran di Ibu Kota.

"Pengawasan jadi lemah, ini harus menjadi perhatian," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 7 Agustus 2020.

Hingga saat ini, Achmad menilai, kasus penularan Corona di perkantoran dan kendaraan umum masih tinggi. Sayangnya, lanjut dia, tak ada kebijakan yang efektif dari pemerintah DKI untuk menekan penyebaran virus di tempat tersebut.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menghimpun ada lima jenis klaster penularan Covid-19. Salah satunya adalah klaster perkantoran.

Dinas Kesehatan mencatat 90 klaster perkantoran dengan 459 kasus. Data itu hanya memasukkan kasus aktif pada 4 Juni-28 Juli yang diberikan kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

"Ini kalau kita lihat angkanya hampir 10 kali lipat atau ada penambahan 416 kasus sebelum masa PSBB diterapkan yang hanya 43 kasus," ujar Tim Pakar Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, dalam unggahan Youtube BNPB Indonesia, Rabu, 29 Juli 2020.

Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPRD DKI Jakarta, Achmad Yani, menganggap pengawasan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 belum optimal. Sebab, menurut dia, jumlah aparat dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI tak imbang dengan banyaknya perkantoran di Ibu Kota.

"Pengawasan jadi lemah, ini harus menjadi perhatian," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 7 Agustus 2020.

Hingga saat ini, Achmad menilai, kasus penularan corona di perkantoran dan kendaraan umum masih tinggi. Sayangnya, lanjut dia, tak ada kebijakan yang efektif dari pemerintah DKI untuk menekan penyebaran virus di tempat tersebut.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menghimpun ada lima jenis klaster penularan Covid-19. Salah satunya adalah klaster perkantoran.

Dinas Kesehatan mencatat 90 klaster perkantoran dengan 459 kasus. Data itu hanya memasukkan kasus aktif pada 4 Juni-28 Juli yang diberikan kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

"Ini kalau kita lihat angkanya hampir 10 kali lipat atau ada penambahan 416 kasus sebelum masa PSBB diterapkan yang hanya 43 kasus," ujar Tim Pakar Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, dalam unggahan Youtube BNPB Indonesia, Rabu, 29 Juli 2020.

Berita terkait

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

4 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

9 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Minta Pendatang Baru Punya Jaminan Pekerjaan dan Tempat Tinggal

16 hari lalu

Anggota DPRD DKI Minta Pendatang Baru Punya Jaminan Pekerjaan dan Tempat Tinggal

Usai lebaran 2024, diperkirakan akan ada 15-20 ribu pendatang baru di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pansus IKN DPRD DKI Percepat Persiapan Jakarta jadi Kota Aglomerasi

26 hari lalu

Pansus IKN DPRD DKI Percepat Persiapan Jakarta jadi Kota Aglomerasi

Persiapan Jakarta sebagai Kota Aglomerasi setelah disahkannya UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

37 hari lalu

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Sahkan 3 Raperda, Salah Satunya soal Lembaga Musyawarah Kelurahan

43 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Sahkan 3 Raperda, Salah Satunya soal Lembaga Musyawarah Kelurahan

DPRD DKI Jakarta menggelar rapat paripurna untuk mengesahkan tiga Raperda menjadi Perda

Baca Selengkapnya

DPRD Minta Pemprov DKI Selektif Nonaktifkan NIK Jelang Pilkada

45 hari lalu

DPRD Minta Pemprov DKI Selektif Nonaktifkan NIK Jelang Pilkada

DPRD DKI Jakarta menekankan pentingnya penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan selektif menjelang Pilkada, agar tidak merugikan warga Jakarta yang memiliki hak memilih.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Usul Pembentukan DPRD Tingkat II dalam RUU DKJ

48 hari lalu

DPRD DKI Usul Pembentukan DPRD Tingkat II dalam RUU DKJ

DPRD DKI Jakarta mengusulkan kebutuhan pembentukan DPRD tingkat II dalam RUU DKJ setelah Jakarta tak lagi Ibu Kota.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Bandingkan Kepentingan KJMU dengan Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

49 hari lalu

DPRD DKI Bandingkan Kepentingan KJMU dengan Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

DPRD DKI Jakarta mengkritik kebijakan Pj Heru Budi terkait pemangkasan penerima KJMU.

Baca Selengkapnya

DPRD Sebut Pemprov DKI Cabut 12 Ribu Penerima KJMU Tahun Ini

49 hari lalu

DPRD Sebut Pemprov DKI Cabut 12 Ribu Penerima KJMU Tahun Ini

DPRD DKI Jakarta menyebut adanya penurunan anggaran KJMU hingga Rp 180 miliar tahun ini. Imbasnya pemerintah menghapus 12 ribu penerima manfaat KJMU.

Baca Selengkapnya