Antisipasi Banjir: Anies soal Toa, Pengukur Curah Hujan, dan Usul Anggaran

Minggu, 9 Agustus 2020 07:06 WIB

Warga berusaha melintasi banjir di Jalan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Senin 24 Februari 2020. Banjir setinggi 50-60cm tersebut disebabkan intensitas hujan yang tinggi pada Minggu (23/2) dini hari dan rendahnya permukaan jalan. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pekan ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajarannya membahas penanggulangan banjir Ibu Kota. Pemerintah DKI mengevaluasi program yang sudah berlangsung hingga merumuskan proyeksi untuk antisipasi bencana air bah.

Berikut sejumlah poin pembahasan penanggulangan banjir yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta:

  1. Toa Bukan Sistem Peringatan Dini Banjir

Anies Baswedan mengatakan pengeras suara toa tidak termasuk dalam sistem peringatan dini atau early warning system tentang banjir. "Ini bukan early warning system. Ini toa, bukan sistem," kata Anies rapat bersama para pimpinan dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam video resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2020.

Dia meminta jajarannya membuka materi presentasi mengenai sistem peringatan bencana. Dalam sebuah paparan, terdapat gambar toa yang masuk sebagai bagian dari sistem DWS. Anies memprotesnya dan menyatakan toa bukanlah sistem.

Anies Baswedan memberikan gambaran tentang system. Kira-kira begini: kejadian di Katulampa (tinggi) air sekian, keluar standar operasional. Dari Dishub, Dinas Kesehatan, MRT, Satpol, seluruhnya tahu wilayah mana yang berisiko. Sehingga, sebelum terjadi bencana, aparat sudah siap. “Hari ini kalau kejadian, kita 'gedandapan' terus, seakan-akan ini banjir pertama. Dan tanah ini sudah puluhan tahun kena banjir," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Advertising
Advertising

Menurut Anies, toa di Jakarta yang merupakan hibah dari Jepang itu awalnya digunakan sebagai peringatan dini terhadap tsunami. Alat itu dinilai efektif sebagai peringatan dini tsunami karena harus berfungsi secara cepat. Sedangkan banjir, ujarnya, memiliki durasi yang cukup lama dari peringatan hingga kejadian. Karena itu, Anies meminta jajarannya untuk berhenti belanja toa.

  1. Jakarta Belum Punya Alat Ukur Curah Hujan


Anies Baswedan menyatakan bahwa Jakarta belum memiliki alat untuk mengukur curah hujan. Selama ini pemerintah dianggap hanya mengandalkan alat-alat dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "Awal tahun ini, ketika saya mendengar bahwa kita ini tidak punya alat ukur (curah hujan). Itu saya betul-betul shock," ujar Anies dalam video serupa.

Saat itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Juaini Yusuf mengusulkan pembelian alat ukur curah hujan sebanyak 10 unit di tahun 2020. Anies menginstruksikan Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah untuk menambah alat itu dengan harga yang lebih murah.

Anies juga meminta Dinas SDA membeli pengukur curah hujan manual, bukan digital seperti yang diajukan oleh dinas. Menurut dia alat yang diajukan oleh Dinas terlalu canggih dan lebih mahal, karena berbasis digital. Perintah itu didasarkan pada keuangan Daerah yang terbatas akibat pandemi Covid-19.
<!--more-->

  1. Dinas Ajukan 5,2 Triliun Untuk Program Atasi Banjir


Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mengajukan anggaran Rp 5,2 triliun untuk program penanggulangan banjir Ibu Kota. Dana itu akan didapatkan melalui pinjaman ke PT Sarana Multi Infrastruktur, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sahamnya dimiliki oleh Kementerian Keuangan.

"Total keseluruhan anggaran yang diajukan untuk pengendalian banjir dari 2020 sampai 2022," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf dalam rapat pengendalian banjir, Rabu, 5 Agustus 2020.

Pada tahun ini, anggaran untuk penanggulangan banjir Rp 183,3 miliar. Dari anggaran itu, Pemerintah DKI di antaranya berencana membuat polder di Muara Angke, Kali Betik, Teluk Gong, Green Garden, Mangga Dua, Marunda, Pulomas, dan Kamal. Selain itu, juga akan merevitalisasi pompa pengendali banjir yang tersebar di lima wilayah Jakarta.

  1. Rp 781 miliar untuk Pembebasan Lahan

Kepala Dinas SDA DKI, Juaini Yusuf mentargetkan melanjutkan pembebasan 10 lahan yang termasuk dalam program penanggulangan banjir di tahun ini. Untuk pembebasan lahan itu, pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 781 miliar.

"Tahun 2020 ini rencana kami melanjutkan pembebasan waduk atau situ embung yang selama ini sudah kami bebaskan," kata dia dalam rapat, Rabu, 5 Agustus 2020.

Lahan yang akan dibebaskan tersebar di lima waduk, dan lima sungai yang ada di wilayah DKI Jakarta. Kelima waduk itu berada di Kampung Rambutan, Cimanggis, Pondok Rangon, Brigif, dan Lebak Bulus. Sedangkan, pembebasan lahan di sungai tersebar di Ciliwung, Sunter, Pesanggrahan, Angke, dan Jatikramat.

M YUSUF MANURUNG | IMAM HAMDI | ANTARA

Berita terkait

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

6 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

7 jam lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

11 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

1 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

1 hari lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

2 hari lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

2 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

2 hari lalu

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dibubarkan pada 30 April 2024. Kilas balik pembentukan dan siapa tokoh-tokohnya?

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

2 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

3 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya