Anak Ditangkap Polisi Buntut Ricuh Aksi 1310, Begini Cerita Orang Tua

Rabu, 14 Oktober 2020 17:57 WIB

Seorang pemuda menangis sembari memeluk orang tuanya yang datang menjemputnya di Polda Metro Jaya, Rabu, 14 Oktober 2020. Sejumlah pemuda sempat ditahan polisi karena sebelumnya sempat diduga terlibat kericuhan saat unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta -Matahari terasa menyengat di area Stadion Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Rabu, 14 Oktober 2020. Fasilitas olahraga milik aparat tersebut siang ini tampak dipenuhi banyak anak muda. Di sisi luar stadion tersebut tampak para orang tua dan keluarga mereka, menunggu giliran untuk dapat menjemput anaknya pulang.

Sejak Selasa malam, 13 Oktober 2020 para pemuda tersebut ditahan lantaran dianggap ikut mericuh di akhir Aksi 1310. Aksi tersebut merupakan demonstrasi massa yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI, terdiri dari berbagai ormas Islam, salah satunya Persatuan Alumni (PA) 212. Sebelumnya Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana menyatakan sudah ada kesepakatan dengan aparat tentang demo berakhir pada pukul 16.00 WIB.

Baca Juga: Beredar Isu Aliran Rp 500 Juta Buat Danai Aksi 1310, PA 212: Ngawur Tuh Fitnah

TEMPO menyimak percakapan antara seorang remaja pria yang berdiri di sisi dalam pagar stadion dengan ibunya di luar. “Kamu nanti dimarahin ayah,” kata wanita tersebut. “Ayah mana?” tanya remaja itu, namun tidak dijawab oleh ibunya. Ia menanyakan kemana anak itu berpamitan kemarin kepada ayahnya, dijawab pergi bermain. “Terus kemana pergi? Ya main aja,” kembali anak muda tersebut menjawab. Ia berkata ditangkap di Bundaran HI, saat ditanya ibunya.

Diantara kerumunan orang tua tersebut tampak juga Budi, 47 tahun, seorang warga Bekasi. Ia tampak menunggu bersama seorang kerabat lainnya di gerbang stadion, kemudian melangkah maju ketika nama anaknya dipanggil. Budi memasuki area stadion, sesaat kemudian ia keluar bersama anaknya. Pemuda tersebut tampak bersujud di kaki Budi, sejenak kemudian mereka berpelukan. Mata keduanya tampak basah.

Advertising
Advertising

“Saya sendiri gak tahu kejadiannya, selepas Dzuhur ibunya bilang izinnya mau salat, sore belum balik juga. Tanya ke teman-temannya, katanya ikut aksi, demo,” tutur Budi kepada Tempo. Ia mengaku berupaya mencari A ke beberapa kawannya sepanjang sore hingga malam, namun banyak diantara mereka yang tidak tahu dan tidak merespon panggilan dan pesan singkat Budi. “Ya khawatir, dicari kesana kemari, dihubungi ke sana kemari tidak sini gak ketemu.”

Budi mengaku sepanjang Selasa siang hingga sore belum berkontak dengan anaknya, maupun mendapat info dari siapapun tentang keberadaan bocah itu. Pencariannya baru membuahkan hasil ketika ia mendapat kabar dari kawan A, menurutnya teman tersebut sempat menjenguk kawan lainnya ke Polda Metro Jaya. “Dikasih videonya, terus saya langsung ke sini malam tadi juga, tapi gak boleh masuk. Katanya polisi datang aja pagi, jemput. Akhirnya jam 8 pagi saya balik lagi,” kata pria tersebut.<!--more-->

A yang duduk di bangku kelas 3 SMP membenarkan cerita ayahnya. “Tadinya salat, terus ketemu teman, katanya ‘ikut yuk,’ saya bilang ayo deh, penasaran,” katanya tentang awal mula bisa ikut berdemo. Ia mengaku ingin merasakan bagaimana demonstrasi berlangsung, dan mengiyakan ajakan kawannya tersebut. A kemudian berangkat bersama-sama kawannya, menaiki truk dari Bekasi.

Tentang ajakan berdemo, ia mengaku hanya mengetahui agenda demonstrasi lewat ajakan temannya tersebut. “Ngeliat doang, terus makan,” tambahnya. Menurutnya mereka berencana akan menonton demonstrasi, dan makan bersama sesudahnya. “Belum sampai ke tempat demo, di bunderannya baru ketangkap di situ,” ujarnya tentang penangkapan polisi. Ia bercerita truknya dihentikan di Bundaran HI, dimana ia bersama kawan-kawannya ditangkap.

Seorang pemuda menangis sembari memeluk orang tuanya yang datang menjemputnya di Polda Metro Jaya, Rabu, 14 Oktober 2020. Suasana penjemputan tersebut diwarnai dengan tangisan para pemuda dan orang tua mereka. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Tentang penangkapan para pemuda tersebut di Bundaran HI, Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menyatakan hal tersebut merupakan bentuk pencegahan. “Cara preventif sudah dilakukan yaitu razia, sudah amankan anak-anak yang niatnya ikut kerusuhan. Di Bundaran HI ketemu dump truck isinya anak-anak, semua mau diajak rusuh,” kata Yusri di kantornya hari ini.

Budi berharap A tak lagi mengikuti acara yang belum tentu dipahaminya. “Aksi yang belum dimengerti ya kalau bisa dihindari, gitu saja, atau di medsos juga banyak, gak perlu datang,” tambahnya. Meski begitu, ia memaklumi rasa ingin tahu putranya. “Mungkin anak muda namanya penasaran, katanya tadi kepengen tahu demo itu kayak apa, pengen ngerasain suasana medannya demo kayak apa,” jelasnya.

A mengaku menyesal sudah mengikuti ajakan tersebut. “Nyesel sih, gak mau ikut lagi,” katanya. Menimpali anaknya, Budi menyayangkan A yang membuat khawatir kedua orang tuanya karena tidak memberi kabar. “Saya gak tau, mau kemananya tidak bilang, tahu-tahu sudah di Polda. Orang tua waswas, apalagi ibunya di rumah, nangis khawatir.”

WINTANG WARASTRI | MARTHA WARTA

Berita terkait

Ada Luka Tembak di Kepala Brigadir RA yang Ditemukan Tewas di dalam Mobil Alphard di Mampang

2 jam lalu

Ada Luka Tembak di Kepala Brigadir RA yang Ditemukan Tewas di dalam Mobil Alphard di Mampang

Polisi menemukan luka tembak di pelipis kanan kepala Brigadir RA yang tembus ke bagian kiri kepala, bahkan hingga ke atap mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

4 jam lalu

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

Polisi menyimpulkan sementara Brigadir RA tewas karena bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

5 jam lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 7 Drama Korea Bertema Polisi dan Detektif

7 jam lalu

Rekomendasi 7 Drama Korea Bertema Polisi dan Detektif

Dari misteri yang membingungkan hingga aksi yang mendebarkan, drama Korea tema polisi dan detektif ini patut Anda tonton.

Baca Selengkapnya

IM57 Nilai Tak Ada Lagi Alasan Penyidik Polda Metro Jaya Tidak Menahan Firli Bahuri

10 jam lalu

IM57 Nilai Tak Ada Lagi Alasan Penyidik Polda Metro Jaya Tidak Menahan Firli Bahuri

Sebaiknya, kata IM57, persidangan SYL dan Firli Bahuri itu berjalan bersamaan sehingga masalah pemerasan ini bisa saling terkonfirmasi.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

10 jam lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

12 jam lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

21 jam lalu

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

22 jam lalu

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

22 jam lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya