5 Fakta Ambulans yang Ditembaki Gas Air Mata Saat Ricuh Aksi 1310

Kamis, 15 Oktober 2020 08:40 WIB

Kondisi ambulans yang ditembaki polisi dengan gas air mata saat demonstrasi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja oleh Persaudaraan Alumni 212 Cs berlangsung pada Selasa, 13 Oktober 2020. Ambulans milik Team Rescue Ambulance Jakarta (TRAI) kini berada di Polda Metro Jaya. TEMPO/Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Rekaman video yang memperlihatkan aparat kepolisian menyerang dan menembaki mobil ambulans milik Team Rescue Ambulance Jakarta atau TRAJ viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi setelah demonstrasi bertajuk Aksi 1310 Menolak Omnibus Law berujung ricuh.

Berikut ini adalah 5 fakta dari penyerangan ambulans tersebut.

1. Ditembaki karena Mencurigakan

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Heru Novianto mengatakan ambulans tersebut awalnya diminta berhenti oleh petugas. Namun menurut dia, pengemudi ambulans tidak mengindahkan perintah.

"Justru tancap gas, bahkan mau nabrak anggota sehingga menimbulkan kecurigaan petugas," kata Heru saat dikonfirmasi, Rabu, 14 Oktober 2020.

Advertising
Advertising

Akibat peristiwa itu, Heru mengatakan, sebanyak tiga petugas ambulans telah ditangkap oleh polisi. Saat ini, ketiganya disebut masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

2. Tiga Petugas Ambulans Ditangkap

Polisi menangkap tiga petugas ambulans TRAJ karena diduga ingin menabrak aparat dan mencurigakan. Saat ini ketiganya telah dibawa ke Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Adapun ketiga terduga pelaku itu merupakan tenaga medis yang bersiaga di dalam ambulans. Dalam foto penangkapan mereka yang diterima Tempo, para tenaga medis itu diikat menggunakan kabel tis dengan seragam medis yang masih dikenakan.

3. Diduga Membawa Batu untuk Tawuran

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus memberi alasan petugas menembaki gas air mata ke mobil ambulans di kawasan Menteng, Jakarta Pusat saat berlangsungnya demonstrasi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja oleh Persaudaraan Alumni 212 Cs, Selasa, 13 Oktober lalu.

Dia berujar, pada saat itu polisi sedang memberhentikan rangkaian kendaraan yang lewat. Rangkaian pertama adalah para sepeda motor, kedua adalah ambulans, dan ketiga adalah ambulans lagi. Ambulans terakhir yang akhirnya ditembaki gas air mata oleh petugas.

"Hasil keterangan awal ada dugaan bahwa ambulans itu bukan untuk kesehatan, tapi untuk mengirimkan logistik, dan indikasi batu untuk para pendemo," kata dia.

Ia mengatakan polisi masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap orang-orang yang ditangkap dalam ambulans. Termasuk keterangan dari salah satunya yang mengaku mengirimkan logistik dan batu."Teman-teman tunggu saja," kata dia

4. Hanya Ambulans TRAJ yang Tidak Mau Berhenti

Yusri Yunus mengatakan polisi menembakkan gas air mata ke ambulans berstiker Team Rescue Ambulance Jakarta (TRAJ) karena kendaraan itu melarikan diri saat dihentikan. Sementara kendaraan lain yang juga disetop, kata dia, tidak kabur.

"Itu menimbulkan kecurigaan bagi petugas, sementara yang rangkaian motor (juga dihentikan polisi) tidak bergerak, yang rangkaian kedua adalah ambulans lain, juga tidak apa-apa," kata Yusri.

5. Pemilik Ambulans Bantah Bawa Batu dan Bom Molotov

Melalui akun media sosial resminya, TRAJ angkat bicara soal penyerangan unit ambulansnya oleh polisi saat Aksi 1310. Dalam akun Instagram mereka, @traj_official, membantah tudingan yang mengatakan unit ambulansnya membawa batu untuk menyuplai pendemo berbuat kerusuhan dalam aksi tersebut.

"Kami meluruskan bahwa berita yg beredar dan sempat viral itu hoaks. Kami hanya ingin menolong sesama, baik itu pendemo ataupun aparat sekalipun," bunyi pengumuman di akun tersebut pada Kamis, 15 Oktober 2020. Tempo telah meminta izin mengutip pernyataan di postingan tersebut.

Komunitas tersebut mengatakan, timnya terjun ke lokasi demonstrasi untuk melakukan misi kemanusiaan. TRAJ pada saat itu hanya ingin menolong siapapun mereka yang membutuhkan bantuan medis, baik itu polisi ataupun massa.

"Kami pun punya keluarga yang menunggu kami pulang dengan selamat," bunyi pengumuman tersebut.

M JULNIS FIRMANSYAH l YUSUF MANURUNG

Berita terkait

Mudik Lebaran 2024, Polri Siapkan 2 Helikopter Ambulans Udara

23 hari lalu

Mudik Lebaran 2024, Polri Siapkan 2 Helikopter Ambulans Udara

Polri menyiapkan 2 helikopter yang akan beroperasi sebagai ambulans udara guna menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

42 hari lalu

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

59 hari lalu

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

Kritik Rocky Gerung terhadap kebijakan UU Omnibus Law dianggap oleh David Tobing sebagai penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pasukan Israel Halangi Konvoi Evakuasi Medis dan Telanjangi Paramedis

59 hari lalu

Pasukan Israel Halangi Konvoi Evakuasi Medis dan Telanjangi Paramedis

PBB melaporkan insiden pasukan Israel menghalangi konvoi evakuasi medis di Khan Younis dan memaksa paramedis membuka baju mereka.

Baca Selengkapnya

AS Serukan Penyelidikan Pembunuhan Bocah Palestina Hind Rajab oleh Israel

13 Februari 2024

AS Serukan Penyelidikan Pembunuhan Bocah Palestina Hind Rajab oleh Israel

Pemerintah Amerika Serikat menyerukan penyelidikan atas kematian Hind Rajab, bocah Palestina berusia 6 tahun yang sengaja ditembak oleh Israel

Baca Selengkapnya

Berjilid-jilid Aksi Gejayan Memanggil, Terakhir Kritisi Pemerintahan Jokowi dan Kemunduran Demokrasi

13 Februari 2024

Berjilid-jilid Aksi Gejayan Memanggil, Terakhir Kritisi Pemerintahan Jokowi dan Kemunduran Demokrasi

Sebelum Aksi Gejayan Memanggil di pertigaan Gejayan, Yogyakarta pada Senin 12 Februari 2024 telah berjilid-jilid aksi mahasiswa, pelajar, dan jurnalis

Baca Selengkapnya

WHO Beberkan Bukti Serangan Israel ke Fasilitas Kesehatan di Gaza

9 Februari 2024

WHO Beberkan Bukti Serangan Israel ke Fasilitas Kesehatan di Gaza

Serangan Israel telah berdampak pada 98 fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit yang tidak berfungsi dan mobil ambulan yang rusak.

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya

PHK Kian Marak Usai UU Cipta Kerja Disahkan, Aspek Soroti Sejumlah Modus Perusahaan

24 Januari 2024

PHK Kian Marak Usai UU Cipta Kerja Disahkan, Aspek Soroti Sejumlah Modus Perusahaan

Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat menyebut, banyak perusahaan menggunakan PHK sebagai kedok.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Janji Revisi UU Ciptaker Jika Menang Pilpres 2024, Singgung Kontrak Kerja, Hak Normatif Pekerja..

11 Januari 2024

Cak Imin Janji Revisi UU Ciptaker Jika Menang Pilpres 2024, Singgung Kontrak Kerja, Hak Normatif Pekerja..

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berjanji akan merevisi Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) untuk kepentingan bersama.

Baca Selengkapnya