TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti meminta Kapolri dan Kompolnas untuk mengusut kasus pemukulan 4 relawannya saat Demo 1310. Empat anggota Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dilaporkan luka-luka karena ditabrak motor dan dipukuli polisi saat demo Omnibus Law UU Cipta Kerja itu.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu minta aparat kepolisian yang melakukan pemukulan relawan MDMC ditindak tegas sesuai hukum jika terbukti bersalah melanggar prosedur dan peraturan.
Abdul Mu'ti menyesalkan kasus pemukulan relawan MDMC karena mereka tidak terlibat dalam kerusuhan. Para relawan itu ditugaskan di depan Apartemen Fresher Menteng, Jakarta Pusat yang lokasinya bersebelahan dengan kantor PP Muhammadiyah untuk mengantisipasi jika ada korban jatuh dalam unjuk rasa.
"PP Muhammadiyah sangat menyayangkan terjadinya insiden pemukulan terhadap relawan MDMC," kata Abdul Mu'ti di Jakarta, Kamis 15 Oktober 2020.
Abdul Mu'ti mengklarifikasi bahwa ambulans yang viral karena ditembaki gas air mata saat demo 1310 bukan milik MDMC, maupun rumah sakit Muhammadiyah. "Ambulans tersebut milik atau dioperasikan oleh lembaga Team Rescue Ambulans Indonesia (TRAI)," kata dia.
Menanggapi insiden usai Demo 1310 tolak Omnibus Law, Abdul Mu'ti mengimbau masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, agar tidak terprovokasi oleh berita yang tidak jelas sumbernya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Semua pihak hendaknya menjaga ketenangan dan menciptakan situasi yang kondusif, rukun, guyub untuk kepentingan bangsa dan negara," kata dia.
Ketua MDMC Budi Setiawan mengatakan empat relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) itu telah menjalani perawatan lanjutan di RSIJ Cempaka Putih. "Alhamdulillah. setelah mendapatkan perawatan keempatnya boleh rawat jalan," kata Budi, kemarin