Zona Merah di Bodebek Menurun, Sisa Kabupaten Bekasi
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Martha Warta Silaban
Selasa, 20 Oktober 2020 04:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim, pengendalian penyebaran Covid-19 di zona Bodedek relatif terkendali. “Bodebek sudah konsisten selama tiga minggu hanya satu zona merah, sehingga mudah-mudahan betul-betul bisa clear,” kata dia di Bandung, Senin, 19 Oktober 2020.
Ridwan Kamil mengatakan di Jawa Barat saat ini hanya tersisa 2 zona merah penyebaran Covid-19. “Alhamdulillah zona merah sekarang hanya dua, sempat tujuh, lima, tiga , sekarang dua. Minggu ini laporannya yaitu Kabupaten Bekasi dan Kota Cirebon,” kata dia.
Baca Juga: Kota Bogor Dua Pekan Zona Merah, Bima Arya: Sudah Turun Menjadi Zona Oranye
Menurut dia, zona Bodebek juga akan menjadi prioritas penyuntikan vaksin. Pemerintah misalnya menyiapkan rencana untuk memulai vaksinasi Covid-19 bulan depan. Jawa Barat misalnya mengusulkan mendapat porsi dari vaksin Covid-19 tersebut, dan Bodebek menjadi lokasi mendapat prioritas pertama. “Dan arahnya memang ke daerah yang epidemiologinya tinggi yaitu Jabodetabek,” kata Ridwan Kamil.
Ia mengatakan kasus rata-rata angka kematian akibat Covid-19 di Jawa Barat juga relatif menurun. Sementara jumlah pasien yang sembuh bertambah.
“Berita baiknya, tingkat kematian semakin menurun. Di minggu ini tingkat kematian kita ada di 1,85 persen, Alhamdulillah. Dan tingkat kesembuhan juga menaik di angka 67 persen. Saya kira dua berita indikator yang mengindikasikan apa yang kita upayakan itu membuahkan pada sebuah keterkendalian yang baik,” kata dia.
Menurut dia indeks angka penyebaran kasus Covid-19 juga relatif terkendali. “Angka reproduksi Covid kita hanya di 1,04, jadi
masuk ke rata-rata 1,” kata dia.
Ia mengatakan pemerintah Jawa Barat juga mengejar target standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau WHO untuk melakukan tracing. WHO mematok target tracing 1:30 untuk membantu menekan pengendalian penyebaran Covid-19.“Kita tahu, menuju standar WHO mendekat 1:30, satu sakit-30 yang dilacak, masih terkendali. Kita masih di 1:6, Jakarta kalau tidak salah itu 1:8. Itu akan kita penuhi dengan apa yang kita sebut relawan-relawan ini,” kata Ridwan Kamil.
Ia mengatakan dalam pekan ini testing dengan tes usap atau swab PCR diklaimnya sudah mengikuti standar WHO. “Jadi seluruh rakyat Jawa Barat kali 1 persen, sudah dilakukan tes PCR. Jadi tes PCR kita sudah 1 persen dari jumlah populasi Jawa Barat, di angka mendekati 50 juta jiwa (seminggu), di 500 ribu tes PCR,” kata dia.