Kata Warga Kwitang Soal Video Viral Buka Kawat Saat Demo Omnibus Law

Reporter

Tempo.co

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 21 Oktober 2020 20:45 WIB

Suasana pemukiman warga Kwitang, Jakarta Pusat pasca ricuh aksi tolak omnibus law UU Cipta Kerja tanggal 8 dan 13 Oktober 2020. Kwitang, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Oktober 2020. TEMPO/ Achmad H. Assegaf

TEMPO.CO, Jakarta - Video yang memperlihatkan sekelompok orang membuka kawat berduri polisi saat demo Omnibus Law Selasa, 20 Oktober 2020 di sekitar kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat viral di media sosial.

Dalam tayangan tersebut terdengar seseorang berkata, "Warga Kwitang ya, dari kemarin selalu bersahabat."

Ketua RT 02 RW 01 Kwitang Haeroni membenarkan peristiwa itu. Menurut dia, banyak masyarakat yang merasa aspirasinya terwakili oleh mahasiswa dan buruh.

Selain itu, kata dia, warga juga merasa iba setelah menyaksikan pada aksi-aksi demo sebelumnya banyak mahasiswa yang keletihan, bahkan pingsan di kawasan permukiman warga saat dipukul mundur menggunakan gas air mata oleh polisi.

“Kami juga kasihan sama mahasiswa. Ada yang haus, ada yang pingsan, lapar. Banyak yang pingsan di sini,” ujar perempuan itu kepada Tempo di Kwitang, Jakarta Pusat, pada Rabu, 21 Oktober 2020.

Advertising
Advertising

Menurut seorang warga Kwitang, Andi, kawat berduri itu hanya dibuka untuk memberi jalan para demonstran, sebelum kemudian ditutup kembali.

“Jadi itu sempat dibukakan sama warga, setelah itu ditutup kembali. Makanya mahasiswa mengucapkan terima kasih pada warga Kwitang, karena biarpun dikawatin, masih sempat dibukain,” ujarnya.

Haeroni menjelaskan bahwa mulanya kawat berduri itu dipasang oleh polisi atas permintaan warga Kwitang sendiri. Sebab, pada demo 8 dan 13 Oktober lalu, banyak peluru gas air mata yang ditembakkan polisi ke permukiman warga.

“Pertama, gas air mata yang ijo, keduanya yang merah, lebih perih di mata. Makanya itu akhirnya warga teriak ‘ini bagaimana? Tolong,’ akhirnya Pak RW semua serentak. Bukan di sini saja, RW 04 juga kemasukan gas air mata,” ujar dia.

Imbasnya, kata Haeroni, banyak warga yang merasa dirugikan, dan setidaknya ada 3 orang termasuk seorang balita yang dilarikan ke rumah sakit karena terdampak gas air mata dalam kejadian 13 Oktober lalu itu.

Menurut pengurus RT 02 RW 01, Saharuddin, tembakan gas air mata itu bisa sampai masuk ke rumah warga karena polisi yang bertugas saat itu berasal dari daerah lain, dan bukan yang biasa bertugas di Kwitang. Akibatnya, mereka salah mengira warga setempat sebagai demonstran yang bersembunyi.

Kemudian, ia menyampaikan, setelah berkomunikasi dengan perwakilan warga, aparat memutuskan untuk menghentikan serangannya dan meminta maaf kepada penduduk setempat.

“Saya mewakili RT, akhirnya berapa ring itu saya hadapi polisinya, saya mohon: ‘mohon diberhentikan, ini imbasnya warga’,” ujarnya.

Tak ingin kejadian itu terulang, Haeroni berharap agar para demonstran maupun aparat tidak mudah terprovokasi dalam aksi unjuk rasa. Sebab, kata dia, banyak warga yang merasa dirugikan setiap kali ada kerusuhan.

“Harapan kita ya biar aman aja demonya, jangan pakai gas-gas air mata. Kasihan warga, banyak anak-anak kecil, banyak orang tua. Sebenarnya sih, kalau penglihatan saya, pendemo itu aman deh, nggak ada anarkis, cuma kita nggak tahu awal mulanya dari mana tiba-tiba ada gas air mata,” ujarnya.

ACHMAD HAMUDI ASSEGAF

Berita terkait

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

20 jam lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

21 jam lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

23 jam lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

1 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

1 hari lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

7 hari lalu

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN sepakat akan mengisi hari buruh dengan aksi sosial dan diskusi.

Baca Selengkapnya

Massa Demo Sengketa Pilpres 2024 Hajar Seorang Pria Diduga Copet Ponsel

9 hari lalu

Massa Demo Sengketa Pilpres 2024 Hajar Seorang Pria Diduga Copet Ponsel

Pria diduga copet itu nyaris ditelanjangi massa demo sengketa Pilpres 2024, namun berhasil diamankan polisi dan petugas keamanan.

Baca Selengkapnya

Pendemo Sengketa Pilres 2024 Terobos Halaman Kantor Kemenparekraf agar Bisa Salat Duhur

10 hari lalu

Pendemo Sengketa Pilres 2024 Terobos Halaman Kantor Kemenparekraf agar Bisa Salat Duhur

Terobos kantor Kemenparekraf, massa yang demo berharap bisa salat duhur.

Baca Selengkapnya

Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK

10 hari lalu

Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK

7.000 lebih personel gabungan Polri-TNI berjaga di MK pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Polisi Terapkan Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Gedung MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024

10 hari lalu

Polisi Terapkan Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Gedung MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024

Rekayasa lalu lintas di sekitar gedung MK berlangsung situasional bergantung kondisi pendemo.

Baca Selengkapnya