TEMPO Interaktif, Jakarta: Dinas Perindustrian dan Perdagangan DKI Jakarta memeriksa hampir 200 taksi yang mangkal di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/10).
Petugas menemukan delapan taksi yang segel argometernya rusak. "Argonya kami cabut untuk diperiksa di kantor," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nurachman kepada Tempo, Senin (13/10).
Taksi itu terdiri atas tiga unit Radio Taksi (Ratax) Wisata, Cipta, Jakarta Metro, Royal City Taxi, Pusaka Biru (Blue Bird), dan Koperasi Taksi. Namun, Nurachman tidak bisa memastikan apakah taksi-taksi tersebut menggelembungkan angka argometer. "Itu harus melalui pemeriksaan," ujarnya.
Namun, menurut Kepala Balai Meteorologi Dodi Widigdo, perusakan segel yang terdiri atas kawat dan pendulum tembaga itu bisa dijadikan indikator penggelembungan tarif. "Karena untuk utak-atik, argo harus dibuka, sehingga segel mesti dicopot," katanya.
Selain delapan taksi bersegel rusak, terdapat tiga taksi yang surat tera (izin argometer)-nya kadaluarsa. Tidak ada taksi yang ditahan. Namun, tanpa surat tera dan argometer, kata Nurachman, taksi tidak diizinkan beroperasi. "Pengusaha dan sopirnya kami minta datang ke kantor dinas," ujarnya.
Menurut salah seorang sopir yang diperiksa, penggelembungan tarif menjadi praktek yang umum di kalangan awak taksi. "Biasanya pada taksi borongan, mereka mengakali argonya di rumah," kata Ramlan, 43 tahun, pengemudi Blue Bird.
Menurut Nurachman, pengguna dapat mengenali taksi yang me-mark up tarif dengan melihat keutuhan segel. Pengguna juga bisa menghitung jarak ke tempat tujuan.
Untuk tarif bawah, ujarnya, setelah harga awal Rp 5000, terdapat kenaikan Rp 250 per 100 meter atau Rp 2500 per kilometer.
Sementara, tarif atas menerapkan harga Rp 6000 sebagai tarif awal dan Rp 300 per 100 meter atau Rp 3000 per kilometer. "Kalau selisihnya banyak, laporkan saja," kata Nurachman.
Pengguna yang dirugikan dapat melapor ke kantor dinas dengan nomor 021-45848012 atau layanan pesan singkat di 0818725512. "Jangan lupa cantumkan nama pengemudi, nomor pintu, tujuan, dan waktu perjalanan," kata Nurachman.
Kamis lalu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan merazia taksi di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang. Di sana, terjaring 12 taksi yang merusak argo meter, dan 22 unit yang surat tera-nya kedaluarsa.
Menurut Nurachman, sopir dan pengusaha taksi tersebut terancam pelanggaran Undang Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal. "Ancamannya denda Rp 1 juta atau kurungan satu tahun," ujar dia.
Reza Maulana
