Jembatan Reklamasi Rampung, Kini Tahap Ujicoba

Jumat, 6 November 2020 09:45 WIB

Penampakan Jembatan Reklamasi Penghubung Tangerang-Jakarta yang pembangunannya telah rampung, Kamis 5 November 2020. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO

TEMPO.CO, Jakarta - Proyek jembatan reklamasi yang menghubungkan Dadap, Kabupaten Tangerang-Pulau D reklamasi telah rampung.

Saat ini, jembatan sepanjang 500 meter itu dalam tahap uji coba terbatas. "Uji coba terbatas," ujar Eman Sulaeman, Manager Pembebasan Lahan PT Kukuh Mandiri Lestari, anak perusahaan Agung Sedayu yang membangun jembatan tersebut saat ditemui Tempo di lokasi, Kamis 5 November 2020.

Menurut Eman, proses konstruksi jembatan yang berjalan sekitar dua tahun itu telah rampung sejak September lalu. Meski pembangunan telah rampung, kata Eman, tidak serta merta jembatan bisa dioperasikan karena harus melalui rangkaian uji coba, kelayakan hingga mendapatkan ijin operasional dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Baca juga: Ada Jembatan Reklamasi, Nelayan Kampung Dadap Susah Pulang

Menurut dia, uji coba terbatas dilakukan dengan membatasi kendaraan yang masuk. "Hanya untuk kepentingan tertentu saja. Kendaraan yang masuk bisa roda empat, roda dua dan harus ijin dulu."

Advertising
Advertising

Jembatan reklamasi membentang dari Dadap -Pulau D reklamasi Jakarta Utara akan menjadi akses baru dari Banten ke Ibu Kota dan sebaliknya.

Berdasarkan pengamatan Tempo, jembatan yang berdiri megah membelah pesisir Dadap itu telah dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat atau kendaraan pribadi. Kendaraan dari arah Tangerang masuk melalui Dadap dan tersambung ke Pulau D. Begitu juga arah sebaliknya. Badan jembatan yang lebarnya 26 meter terbagi dalam 8 lajur. 4 lajur arah Jakarta dan 4 lajur arah Tangerang.

Sayangnya untuk bisa melintasi jembatan ini hanya kendaraan tertentu saja yang dijinkan.

Pembangunan jembatan reklamasi ini sempat mendapat protes dari para nelayan Kampung Baru Dadap, Kosambi, Tangerang. Mereka menyatakan kesulitan pulang melaut karena proyek jembatan tersebut.

Biasanya mereka pulang dari melaut sekitar pukul 17.00, namun jam itu adalah waktu paling berat untuk melintas di Muara Dadap.

Muara Dadap merupakan pintu gerbang perahu nelayan untuk melaut dan pulang ke rumah mereka.

"Aktivitas pembangunan jembatan reklamasi persis di Muara Dadap ini membuat pintu masuk keluar perahu menyempit dan dangkal," ujar Cecep Subagio, nelayan Kampung Baru Dadap kepada Tempo, Kamis 7 Maret 2018.

Berita terkait

Kementerian ESDM Dorong Industri Lakukan Reklamasi Pascatambang

8 Desember 2023

Kementerian ESDM Dorong Industri Lakukan Reklamasi Pascatambang

Kementerian ESDM mendorong industri tambang melakukan reklamasi pascatambang untuk menjaga stabilitas lahan dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Bernasib Seperti Rempang, Kampung Tua Panau Batam Dirusak Atas Nama Investasi

30 November 2023

Bernasib Seperti Rempang, Kampung Tua Panau Batam Dirusak Atas Nama Investasi

Warga Kampung Tua Panau Batam memperkirakan proyek reklamasi sudah berlangsung selama satu tahun belakangan.

Baca Selengkapnya

Reklamasi di Pelabuhan Panjang Lampung Dihentikan, KKP: Izin Tidak Lengkap

29 September 2023

Reklamasi di Pelabuhan Panjang Lampung Dihentikan, KKP: Izin Tidak Lengkap

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghentikan sementara proyek reklamasi milik PT SIM di Pelabuhan Panjang, Lampung. Penghentian dilakukan karena perusahaan itu tidak melengkapi izin yang diperlukan.

Baca Selengkapnya

Profil Aguan Sugianto dan Sukanto Tanoto, Duet Konglomerat Ikut Investasi di IKN Nusantara

22 Agustus 2023

Profil Aguan Sugianto dan Sukanto Tanoto, Duet Konglomerat Ikut Investasi di IKN Nusantara

Aguan Sugianto dan Sukanto Tanoto disebut ikut investasi di IKN Nusantara. Ini profil keduanya, kisah kesuksesan dan pernah diperiksa penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Jambore Dunia Bermasalah Berakhir, Pemerintah Korea Selatan Didesak Buka Penyelidikan

12 Agustus 2023

Jambore Dunia Bermasalah Berakhir, Pemerintah Korea Selatan Didesak Buka Penyelidikan

Korea Selatan bersusah payah menghindari permasalahan lebih lanjut dalam jambore dunia yang menghabiskan dana 100 miliar won atau Rp1,1 triliun

Baca Selengkapnya

Cerita Bupati, Ridwan Djamaluddin Tolak Cabut Izin Tambang Emas di Trenggalek

10 Agustus 2023

Cerita Bupati, Ridwan Djamaluddin Tolak Cabut Izin Tambang Emas di Trenggalek

Bupati Ipin menolak keras rencana tambang emas itu. Sebaliknya, Ridwan Djamaluddin ingin rencana tambang emas di Trenggalek lanjut.

Baca Selengkapnya

Meski Masih Menuai Pro Kontra, KKP Sebut PP No. 26 Tahun 2023 Masih Jalan

6 Juli 2023

Meski Masih Menuai Pro Kontra, KKP Sebut PP No. 26 Tahun 2023 Masih Jalan

KKP terus mengejar persiapan aturan turunan PP Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sendimentasi di Laut.

Baca Selengkapnya

Banyak Reklamasi Ilegal di Batam, DPR Akan Panggil Pemda: Ada Indikasi Bekingan

6 Juli 2023

Banyak Reklamasi Ilegal di Batam, DPR Akan Panggil Pemda: Ada Indikasi Bekingan

Ketua Komisi IV DPR Sudin menyatakan pihaknya akan memanggil pengusaha reklamasi, pemerintah daerah di Kota Batam ke Jakarta dalam waktu dekat ini.

Baca Selengkapnya

Soal Ekspor Pasir Laut, Ketua Komisi IV DPR: Saya Tidak Berani Ngomong Setuju atau Tidak karena..

6 Juli 2023

Soal Ekspor Pasir Laut, Ketua Komisi IV DPR: Saya Tidak Berani Ngomong Setuju atau Tidak karena..

Ketua Komisi IV DPR, Sudin, menanggapi penolakan oleh banyak pihak soal PP Nomor 26 Tahun 2023 yang di dalamnya melegalkan ekspor pasir laut.

Baca Selengkapnya

Singapura Dinilai Paling Untung dari Kebijakan Ekspor Pasir Laut, Berapa Kebutuhan Lahannya untuk Reklamasi?

6 Juni 2023

Singapura Dinilai Paling Untung dari Kebijakan Ekspor Pasir Laut, Berapa Kebutuhan Lahannya untuk Reklamasi?

Direktur CERI Yusri Usman menilai Singapura adalah negara yang paling diuntungkan dari kebijakan ekspor pasir laut Indonesia.

Baca Selengkapnya