PSI Kritik Anies Baswedan Beli Lahan Pemakaman Rp 254 Miliar, Apa Kata Gerindra?

Selasa, 10 November 2020 20:11 WIB

Foto udara yang menunjukkan aktivitas alat berat menyelesaikan penggarapan lahan untuk dijadikan tempat pemakaman umum (TPU) Rorotan khusus Covid-19, di Jakarta Utara, Rabu, 30 September 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta Syarif mengatakan rencana Gubernur DKI Anies Baswedan membeli lahan pemakaman telah melalui proses kajian yang panjang. Menurut politikus Gerindra itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menganggarkan pembelian lahan pemakaman Rp 254 miliar karena ketersediaan liang lahat saat ini sangat minim.

"Sekarang banyak pemakaman di DKI yang sudah overload. Hampir seluruh pemakaman di DKI menerapkan sistem makam tumpang bagi yang satu garis keluarga," kata Syarif saat dihubungi, Selasa, 10 November 2020.

Makam tumpang merupakan proses menumpuk jenazah dalam satu liang lahat yang masih satu keluarga.

Syarif menuturkan anggaran yang dialokasikan Pemprov DKI Jakarta bukan hanya untuk pemakaman Covid-19, melainkan juga pemakaman umum. Menurut Syarif, keberatan yang disampaikan Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) soal anggaran pemakaman itu tidak disertai data yang cukup.

"Sebenarnya keberatan mereka terhadap pembelian lahan baik. Kenapa pemerintah tidak menggunakan lahan yang sudah ada," ujarnya. "Tapi mereka bicara minim data."

Beberapa aset lahan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI, memang bisa digunakan untuk penyediaan pemakaman. Namun, belum tentu warga di sekitar aset yang dimiliki pemerintah mau menerima rencana tersebut.

"Mereka tahunya lahan itu untuk taman. Begitu mau diubah menjadi lahan pemakaman kira-kira warga setempat mau tidak," ujarnya. "Ini persoalan yang dihadapi."

<!--more-->

Advertising
Advertising

Pemerintah DKI berencana membuka lahan pemakaman di kawasan Rorotan. Namun sampai sekarang terkendala karena lingkungan sekitar keberatan jika dijadikan pemakaman.

Pemerintah saat ini sedang menjajaki pembelian lahan pemakaman di kawasan Jakarta Barat dan Utara. Pembelian lahan ini disediakan untuk pemakaman Covid-19 yang semakin menipis.

"Karena yang di TPU Tegal Alur kelihatannya konturnya tidak memungkinkan setelah kemarin mau dibuka. Anggaran memperbaiki kontur lahan dengan membeli baru diperkirakan tidak jauh berbeda," kata Syarif.

Sebelumnya, Fraksi PSI DKI mempertanyakan ketidakjujuran Gubernur DKI Anies Baswedan terkait anggaran pembelian lahan pemakaman Rp 254 miliar.

"Anies tidak memberikan penjelasan yang jujur (dalam pembelian lahan)," kata Anggota Fraksi PSI DKI Jakarta Justin Utayana melalui keterangan resminya, Selasa, 10 November 2020.

Justin menyoroti pidato jawaban Anies Baswedan soal Raperda Perubahan APBD 2020, 6 November kemarin. Dalam pidatonya, Anies mengungkapkan bahwa lahan di TPU Rorotan masih dalam pematangan sehingga belum dapat digunakan.

<!--more-->

Begitu pula lahan TPU Pegadungan belum siap. Lahan TPU Pegadungan merupakan hasil ruislag atau lahan pengganti antara pengembang dan Pemprov DKI Jakarta tahun 1992.

Baca juga: PSI Sebut Anies Tak Jujur Soal Anggaran Lahan Makam Covid-19

Justin menyatakan pernyataan Anies tersebut berbeda dengan sebelumnya, yang menyebut Pemprov DKI sudah menyiapkan alternatif lahan pemakaman sejak Maret 2020.

"Dua bulan lalu bilang bahwa sudah menyiapkan lahan sejak Maret. Tapi sekarang bilang lahan-lahan yang dimiliki belum siap. Mana yang benar?” ujarnya.

Justin sudah mengunjungi lokasi TPU Rorotan dan TPU Pegadungan. Lahan TPU Rorotan memiliki luas sekitar 25 hektar, sudah dibeli sejak 4-6 tahun yang lalu, namun masih berupa sawah garapan yang ditanami padi. Sementara itu, luas TPU Pegadungan sekitar 60 hektar, namun masih berupa empang untuk memelihara ikan.

Menurut anggota PSI itu, kedua lahan tersebut elum siap karena anak buah Gubernur Anies Baswedan lalai menjalankan tugasnya untuk mengelola dan merawat aset. "Sepertinya Dinas Pertamanan lebih suka membelanjakan uang rakyat membeli tanah-tanah baru dibanding mengelola dan menggunakan aset-aset tanah yang sudah dimiliki. Jadi ini murni kesalahan Pemprov DKI dan tidak bisa dibiarkan,” ucap Justin.

Berita terkait

Pakar Hukum Sebut Prabowo Bisa Langgar UU Jika Tambah Kementerian

3 menit lalu

Pakar Hukum Sebut Prabowo Bisa Langgar UU Jika Tambah Kementerian

Rencan Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 akan melanggar Undang-Undang Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Warga Datangi Kediaman Anies Baswedan di Acara Ulang Tahun

33 menit lalu

Warga Datangi Kediaman Anies Baswedan di Acara Ulang Tahun

Anies menggelar acara ulang tahun di kediamannya, Pendopo Anies Baswedan, dengan membawa jajanan dari luar.

Baca Selengkapnya

Reaksi Gerindra Soal PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

40 menit lalu

Reaksi Gerindra Soal PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Gerindra menyebut disiapkannya Eko Patrio jadi menteri menandakan Zulhas sudah berkomunikasi dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

42 menit lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Soal GanjarJadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Kami Hormati

1 jam lalu

Soal GanjarJadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Kami Hormati

Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman menghormati keputusan Ganjar Pranowo yang ingin berada di luar pemerintahan. Ini sikap yang mulia.

Baca Selengkapnya

Relawan Daftarkan Kaesang di Pilkada Kota Bekasi, PSI: Murni Aspirasi Warga

2 jam lalu

Relawan Daftarkan Kaesang di Pilkada Kota Bekasi, PSI: Murni Aspirasi Warga

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie mengatakan langkah relawan mendaftarkan Kaesang ikut Pilkada Kota Bekasi murni aspirasi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Penambahan Kursi Menteri di Kabinet Prabowo Adalah Hal Bagus, Ini Alasannya

4 jam lalu

Gerindra Sebut Penambahan Kursi Menteri di Kabinet Prabowo Adalah Hal Bagus, Ini Alasannya

Gerindra menepis anggapan pengembangan jumlah kementerian di kabinet Prabowo sebagai upaya mengakomodasi kepentingan politik.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

5 jam lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

9 jam lalu

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

Gibran mengaku tak tahu siapa yang dimaksud Luhut soal orang toxic yang jangan dibawa ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

16 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya