Isi Bacaan Anies Baswedan: Ancaman Demokrasi dari Perspektif Terpilihnya Donald

Selasa, 24 November 2020 09:34 WIB

Anies Baswedan membaca buku How Democracies Die, Minggu pagi, 22 November 2020. Twitter

TEMPO.CO, Jakarta - Analis politik Exposit Strategic, Arif Susanto, menjelaskan isi buku How Democracies Die, buku yang diunggah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama foto dirinya di akun media sosial pada 22 November 2020. Menurut Arif, buku bersampul hitam ini tentang demokrasi yang terancam mati.

Konteks tulisan buku mengacu pada terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat. "Tapi tidak semata-mata membahas Amerika Serikat," kata dia saat dihubungi, Senin, 23 November 2020.

Biasanya, ujar Arif, demokrasi runtuh lantaran kudeta oleh militer. Hal ini seperti dialami oleh tiga dari empat rezim demokrasi yang berakhir karena kudeta. Dia mencontohkan politikus Partai Sosialis, Salvador Allende yang terpilih sebagai presiden Chile pada 1970 melalui proses demokrasi. Namun, militer Chile melakukan kudeta pada 1973.

Arif memaparkan, kedua penulis How Democracies Die menyuguhkan pandangan berbeda. Kedua penulis, Daniel Ziblatt and Steven Levitsky menunjukkan fenomena terkini bahwa, demokrasi bisa berakhir tidak dengan cara runtuh.

“Demokrasi bisa juga runtuh pelan-pelan." Fenomena ini disebut Ziblatt dan Levitsky dengan baby step.

Pelakunya tak harus militer, melainkan pemimpin negara yang terpilih lewat pemilihan umum atau pemilu. Tapi, kejadian ini bukanlah fenomena baru. Contohnya, terpilihnya Adolf Hitler sebagai kanselir Jerman melalui pemilu. Hitler mewakili Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman atau populer dengan sebutan Partai Nazi.

"Setidaknya kita bisa menafsirkan bahwa pemerintahan bengis Hitler yang menghancurkan tatanan itu sedikit banyak lahir dari pemilu yang pemilih itu banyak dijadikan sebagai referensi untuk melihat sebuah negara demokratis atau tidak," kata Arif.

Arif merangkum tiga pemikiran Ziblatt dan Levitsky. Pertama, ancaman terhadap demokrasi bisa berasal dari sebuah pemerintahan yang terpilih lewat pemilu. Kedua, demokrasi terancam pelan-pelan, salah satunya dengan menghalangi kebebasan.

Advertising
Advertising

Ketiga, demokrasi berpeluang melahirkan demagog atau pemimpin yang berlagak memihak kepada rakyat (populis), tapi justru menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat. Sehingga, masyarakat terpolarisasi, dalam bahasa mudah diadu domba. “Mirip dengan di Indonesia dalam dua pemilu terakhir."

Bukan tidak mungkin masyarakat jadi akan skeptis terhadap pemilu dan demokrasi lalu memilih jalan otoriter yang dianggap efektif untuk menyembuhkan defect itu."

Penulis menyodorkan analisis bahwa demokrasi Amerika Serikat bisa-bisa semakin terpuruk jika Trump kembali terpilih duduk di Gedung Putih. Arif mengatakan, penulis mencoba mendorong agar skenario ini tak terjadi.




Berita terkait

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

5 jam lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

7 jam lalu

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

Anies Baswedan membeberkan rencananya setelah gugatan kubunya ditolak Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

1 hari lalu

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

Anies Baswedan mengomentari peluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai menteri.

Baca Selengkapnya

NasDem Prioritaskan Anies Baswedan Maju Pilgub Jakarta

1 hari lalu

NasDem Prioritaskan Anies Baswedan Maju Pilgub Jakarta

Ketua Umum partai NasDem, Surya Paloh mengatakan, pencalonan Anies Baswedan di Pilkada DKI masih perlu pengkajian.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktivitas dan Pesan Anies setelah Pilpres 2024

1 hari lalu

Deretan Aktivitas dan Pesan Anies setelah Pilpres 2024

Setelah berakhir Pilpres 2024 dan putusan MK, Anies Baswedan telah melakukan berbagai aktivitas. Ia juga menyampaikan beberapa pesan dan pandangannya

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak NasDem di Pilpres 2024, Nyatakan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Rekam Jejak NasDem di Pilpres 2024, Nyatakan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai NasDem menyatakan bakal menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Prabowo dan Gibran. Begini jejak politik NasDem dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

2 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

2 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

2 hari lalu

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut daerah padat penduduk mendapatkan atensi khusus dari pemerintah.

Baca Selengkapnya