Fraksi PDIP Persoalkan Perpanjangan Kontrak Baru Pemprov DKI dengan PT Aetra

Minggu, 6 Desember 2020 11:45 WIB

Petugas pengelolaan air bersih Aetra menemukan pipa air ilegal, saat melakukan penertiban. Kegiatan ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan, tingkat kehilangan air (Non Revenue Water), dan menindak warga yang kedapatan melakukan pencurian air dengan cara, pemutusan sambungan dan pidana. Tanjung Priok, Jakarta Utara, 19 Maret 2015. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi PDIP DPRD DKI mempertanyakan perpanjangan kontrak baru antara Pemerintah Provinsi DKI dengan PT Aetra tanpa persetujuan dewan. Menurut anggota Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak persetujuan perpanjangan kontrak PAM Jaya dan Aetra itu harus dibahas di Komisi B terlebih dahulu.

“Apabila betul sudah diperpanjang kontrak dengan Aetra, maka itu cacat hukum,” ucap dia dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 6 Desember 2020.

Pada saat ini jumlah warga Jakarta yang mendapat air bersih jauh dari target. Seharusnya, 82 persen dari total jumlah masyarakat Jakarta mendapat pasokan air bersih pada tahun 2023, sementara realisasi saat ini baru sekitar 60 persen.

Anggota fraksi PDIP itu menyangsikan target tercapai. “Sisa waktu 3 tahun itu tidak mungkin tercapai. Maka sepatutnya kontrak tidak diperpanjang,” kata Gilbert.

Ia pun mempertanyakan upaya mengambil alih PT Aetra secara perdata dengan besaran biaya Rp 6-7 triliun. Menurut Gilbert, Pemprov DKI Jakarta cukup bekerja sama dengan BUMN atau swasta untuk membangun perpipaan di timur dan barat Jakarta, sementara tahun 2023 PT Aetra bisa diambil alih tanpa biaya dengan selesainya kontrak.

Gilbert mengatakan bahwa transparansi dalam pengelolaan air bersih di Ibu Kota akan berdampak baik bagi masyarakat. Saat ini, kata dia, warga di Jakarta Barat dan Utara mengeluhkan sulitnya mendapat air yang bersih. “Pun saat pasokan air tinggi di musim hujan, yang mereka dapatkan adalah banjir. Saat kemarau, mereka mendapat air yang sedikit dan keruh,” tutur Gilbert.

Ia mengatakan bahwa kebutuhan air bersih telah mengakibatkan masyarakat menggunakan air tanah. Dampaknya, air laut masuk ke daratan dan turunnya permukaan tanah di Ibu Kota.

Pada saat ini DKI Jakarta terancam akibat masuknya air laut tersebut. Apa lagi, kata dia, dengan isu naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh pemanasan global. Pemprov DKI menyiasati hal itu dengan rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau National Capital Integrated, Coastal Development (NCICD) di utara Jakarta.

“Padahal kedua hal ini akan teratasi dengan menghubungkan jalur air bersih dari Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAM) Karian-Serpong untuk daerah barat Jakarta, dan SPAM Djuanda untuk daerah timur Jakarta,” ujar Gilbert.

Baca juga: Anies Baswedan Terbitkan Adendum Kerja Sama PAM Jaya dan Aetra

Menurut politikus PDIP itu, ketimbang memperpanjang kontrak dengan Aetra dan Palyja, Pemprov DKI Jakarta bisa melakukan alternatif tersebut. Menurut Gilbert, opsi itu lebih tepat, layak, dan berbiaya rendah.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

3 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

5 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

11 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

14 jam lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

1 hari lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

1 hari lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

1 hari lalu

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

Sidang pemeriksaan pendahuluan gugatan PDIP terkait dugaan perbuatan melawan hukum oleh KPU telah gelar pukul 10.00 WIB, Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

2 hari lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan, gugatan PDIP salah alamat jika ingin membatalkan pelantikan kliennya

Baca Selengkapnya

PDIP Ubah Isi Petitum Gugatan di PTUN, Ini Alasannya

2 hari lalu

PDIP Ubah Isi Petitum Gugatan di PTUN, Ini Alasannya

PDIP sudah mengajukan gugatan ke PTUN sebelum MK menyampaikan putusan sengketa pilpres 2024.

Baca Selengkapnya