Anak bermain saat banjir merendam permukimannya di Desa Gubukan Cibereum, Lebak, Banten, Kamis 14 Mei 2020. Menurut warga setempat banjir terjadi akibat luapan air sungai Cibereum sejak Rabu (13/5) malam dan merendam puluhan rumah di daerah tersebut dengan ketinggian air sekitar 50-100 centimeter. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
TEMPO.CO, Lebak - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Banten melaporkan 10 kecamatan terendam banjir pada Minggu, 6 Desember 2020. Banjir terjadi karena curah hujan meningkat hingga menyebabkan sejumlah sungai meluap.
Kesepuluh kecamatan iyang tergenang banjir itu di antaranya Kecamatan Wanasalam, Cijaku, Malingping, Cirinten, Bojongmanik, Leuwidamar dan Cijaku.
"Kami belum menerima laporan ada korban jiwa akibat banjir itu," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rezky Pratama di Lebak, Minggu siang.
Sepuluh kecamatan tersebut hingga kini masih terendam banjir. Hujan intensitas ringan dan sedang juga masih mengguyur kawasan tersebut.
Sebagian warga setempat memilih mengungsi, meski ketinggian banjir itu antara 30 sampai 50 sentimeter.
Akibat bencana banjir ini, 174 rumah terendam dan 11 unit mengalami kerusakan ringan dan berat. Sebanyak 13 rumah juga rusak berat akibat dilanda longsor.
"Kami minta warga tetap siaga menghadapi cuaca buruk untuk mengantisipasi bencana alam itu," kata Febby.
BPBD Lebak berkoordinasi dengan TNI, Polri dan relawan melakukan evakuasi untuk penyelamatan warga setempat. BPBD telah menyalurkan logistik ke lokasi-lokasi warga yang terdampak bencana alam agar terpenuhi kebutuhan dasar setelah dilanda banjir.
"Kami sekarang prioritaskan pelayanan dasar kepada warga korban banjir agar tidak menimbulkan kerawanan pangan dan penularan penyakit," katanya.
Sejumlah warga Wanasalam Kabupaten Lebak mengatakan bahwa mereka saat ini masih tinggal di pengungsian. Permukiman mereka dilanda banjir sejak Minggu dinihari. Hingga siang, air masih menggenangi rumah karena sejumlah sungai belum surut.