Ahok Nilai Tunjangan Dewan Terlalu Tinggi, Gerindra: Itu Hitungan Appraisal

Reporter

Imam Hamdi

Selasa, 8 Desember 2020 08:09 WIB

Ilustrasi gedung DPRD DKI Jakarta. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Mohammad Taufik meminta mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak asal bicara soal besaran tunjangan legislator Kebon Sirih. "Tanya dulu kepada dewan informasi yang benar seperti apa," kata Taufik di DPRD DKI, Senin, 7 Desember 2020.

Taufik mengatakan kenaikan tunjangan perumahan menjadi Rp 60 juta dan transportasi Rp 21,5 juta pada tahun 2017, bukan hitungan dari dewan. Kenaikan tunjangan itu dihitung oleh tim appraisal. "Itu kan hitungan berdasarkan appraisal. Bukan dari kami hitungannya."

Menurut Taufik, tunjangan dewan sejak Ahok menjabat angkanya tidak jauh berbeda dengan yang diterima saat ini. "Kalau mau komentar tanya dulu ke kami. Ahok tanya dulu juga jangan dapat informasi yang salah." Namun saat ditanya berapa nilai tunjangan perumahan dan transportasi saat era Ahok, Taufik tidak menjelaskannya.

Ahok menilai tunjangan transportasi dan perumahan anggota DPRD DKI terlalu tinggi. "Kalau saya jadi gubernur, tidak akan saya setuju tunjangan rumah tahun 2017 Rp 60 juta dan tunjangan transportasi 21,5 juta," kata Ahok dalam kanal Youtube Panggil Saya BTP yang disiarkan Ahad, 6 Desember 2020.

Komisaris Utama PT Pertamina itu geram mendengar informasi bahwa legislator DKI meminta menaikkan tunjangan perumahan menjadi Rp 110 juta dan transportasi Rp 35 juta tahun depan. Menurut Ahok, nilai tunjangan yang kini didapatkan dewan sudah sangat terlalu tinggi. "Saya pun ngamuk baca itu."

Advertising
Advertising

Ahok bercerita pernah berselisih dengan anggota DPRD DKI soal tunjangan yang dinilai terlalu tinggi itu. Menurut dia, tunjangan sejak tiga tahun lalu sangat tinggi karena belum keluar Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2017 tentang hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggota DPRD.

Dalam regulasi itu diatur soal rumah dinas dewan yang berjarak radius 5 kilometer dari kantor DPRD. Aturan itu dibaca bahwa dewan bisa menyewa rumah di sekitar DPRD seperti kawasan Menteng, Jakarta Pusat, yang jaraknya tidak sampai lebih dari 5 kilometer ke gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih.

"Itu kamu juga bukan sewa rumah di Teuku Umar dan Imam Bonjol yang gede-gede. Ada asas kepatutan ukuran 200-300 meter," ujarnya.

Menurut Ahok, rumah di Menteng pun masih bisa disewa dengan kisaran Rp 300-400 juta. Sehingga, kata Ahok, saat ia gubernur DKI, tunjangan perumahan legislator hanya Rp 30 juta per bulan.

Sewa mobil, kata Ahok, cukup Rp 21,5 juta. "Untuk apa beli mobil Corolla kalau semua biaya ditanggung?” Di rental, sewa mobil cuma belasan juta per bulan.

“Seharusnya memberikan tunjangan sesuai harga sewa yang berarti menggunakan asas kepatutan dan kelayakan."

Berita terkait

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 jam lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

6 jam lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

8 jam lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

13 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

14 jam lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

16 jam lalu

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

Peluang PKS merapat ke kubu Prabowo mendapatkan respons dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Apa responsnya?

Baca Selengkapnya

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

16 jam lalu

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

1 hari lalu

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

Dasco mengatakan Gerindra terbuka untuk melakukan dialog mengenai keinginan PKS bergabung ke kubu Prabowo.

Baca Selengkapnya

PKS Beri Sinyal Gabung ke Koalisi Prabowo, Gerindra Bilang Belum Pernah Komunikasi Langsung

1 hari lalu

PKS Beri Sinyal Gabung ke Koalisi Prabowo, Gerindra Bilang Belum Pernah Komunikasi Langsung

Dasco juga menyebut, ketidakhadiran Prabowo di acara Halalbihalal PKS tidak dapat dikaitkan dengan sinyal penolakan pada PKS.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

2 hari lalu

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

Sufmi Dasco membantah, ketidakhadiran Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara Halalbihalal yang digelar PKS merupakan sinyal penolakan

Baca Selengkapnya