Refleksi proyek pembangunan 'Jakarta International Stadium' atau Stadion Bersih, Manusiawi dan Wibawa (BMW) di kawasan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa 10 Maret 2020. Saat ini pembangunan proyek Stadion BMW yang akan memiliki kapasitas 80 ribu penonton tersebut telah mencapai tahap pekerjaan struktur bagian bawah dan struktur atas dengan persentase 19,6 persen. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mencatat progres pembangunan fisik lapangan sepakbola Jakarta International Stadium (JIS) sudah mencapai 38,69 persen sampai dengan pekan ke-66 berupa rampungnya pekerjaan perakitan rangka atap.
"Target kita secara keseluruhan rampung pada Oktober 2021," ujar Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Prayoto di Jakarta, Jumat, 11 Desember 2020.
Dwi melaporkan pencapaian pembangunan fisik hingga pekan ke-66 meliputi perakitan rangka atap serta penanaman rumput jenis hibrida di dua lapangan latihan. Jakpro telah merampungkan pembuatan konstruksi untuk akomodasi termasuk pekerjaan struktur atas, mulai dari kolom lantai-lantai di area tribun, begitu juga dengan kolom-kolom utama, dan penyangga utama.
Proses pembangunan fisik stadion senilai total Rp 4,08 triliun itu hingga saat ini masih sesuai dengan target sasaran. "Masih sesuai target awal kita. Hingga pekan ke-66 sudah mencapai 38,69 persen dari rencana 38,58 persen."
JIS dibangun di atas lahan seluas 221 ribu meter persegi dengan kapasitas tampung penonton 82 ribu orang yang berada di kawasan Jakarta Utara. Stadion JIS akan menjadi stadion sepak bola dengan standar FIFA dan mengusung konsep smart stadium tecnology.
Standar yang diusung berupa "smart stadium teknologi" ini memungkinkan para penonton di tribun atau di rumah dapat merasakan atmosfer stadium sepakbola berstandar dunia yang gegap gempita.
Seluruh komponen fisik yang terpasang berstandar dunia. "Stadion ini juga akan menjadi 'green building' berstandar 'platinum grade',” kata dia. Mulai dari ground breaking diawasi langsung oleh FIFA dan green building community.
Dwi berharap kehadiran JIS mampu memfasilitasi arena tanding maupun berlatih untuk kepentingan negara menghasilkan atlet berprestasi mancanegara. "Sayang kalau tidak dioptimalkan (JIS) dalam menciptakan atlet Indonesia bertaraf internasional.” Fasilitas internasional harusnya mampu melahirkan atlet olahraga dari fasilitas internasional ini."