Komnas HAM Akan Umumkan Bentrok KM 50, FPI: Semoga Allah Lindungi

Selasa, 5 Januari 2021 12:10 WIB

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (kiri) dan Amiruddin (kanan) menunjukkan barang bukti hasil penyelidikan saat konferensi pers di Gedung KOMNAS HAM, Jakarta, Senin, 28 Desember 2020. Komnas HAM belum mengeluarkan kesimpulan atau rekomendasi terkait insiden tewasnya enam laskar FPI. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Bantuan Hukum DPP Front Persaudaraan Islam atau FPI Aziz Yanuar menyambut baik rencana Komnas HAM, yang akan segera mengumumkan kronologi bentrok antara polisi dan laskar FPI. Bentrok di tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin, 7 Desember 2020 itu berakhir dengan tewasnya enam laskar karena tertembak.

"Kami berharap Allah lindungi dan jaga Komnas HAM dan juga istiqomahkan para komisionernya, untuk konsisten dan berani dalam penegakan hukum terhadap dugaan pelanggaran HAM berat enam syuhada pengawal HRS," ujar Aziz saat dihubungi Tempo, Selasa, 5 Januari 2021.

Baca juga: Komnas HAM Akan Umumkan Kronologis Bentrok FPI dan Polisi di Tol Japek

Aziz berharap pengusutan kasus penembakan yang dilakukan Komnas HAM dapat menyingkap peristiwa penembakan tersebut sebagai pelanggaran HAM. Ia juga berharap para pelaku penembakan tersebut bertobat dan sadar dengan perbuatan yang Aziz sebut sebagai kekejian.

"Para pelaku supaya mengakui dan meminta kerelaan kepada anggota keluarga syuhada tersebut, supaya di dunia kelak mereka tenang dan diberkahi," kata Aziz.

Advertising
Advertising

Sejak kasus penembakan ini bergulir, Komnas HAM telah menyatakan akan ikut menginvestigasi dan mencari kemungkinan adanya pelanggaran HAM. Pada 21 Desember 2020, Komnas HAM melakukan pemeriksaan terhadap tiga mobil milik FPI dan penyidik. Mobil tersebut merupakan yang digunakan kedua kubu saat bentrok.

Dalam proses pemeriksaan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, Komisioner Komnas HAM diawasi oleh penyidik Polda Metro Jaya. Turut hadir pula Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat dan wakilnya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, serta Dirtipidum Bareskrim Brigadir Jenderal Andi Rian R.

Sebelum memeriksa mobil, Komnas HAM juga telah memeriksa Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran pada Senin, 14 Desember 2020. Ditemui seusai pemeriksaan, Fadil mengatakan akan memberi ruang bagi Komnas HAM untuk melakukan investigasi agar kasus penembakan ini menjadi akuntabel.

Dia berujar, instansinya akan bersikap transparan untuk investigasi ini. "Kami akan memberikan fakta yang berbasis scientific crime investigation, kami tidak mau membangun narasi," kata Fadil.

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

30 menit lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

3 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

3 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

4 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

5 jam lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

8 jam lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

11 jam lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

22 jam lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya