Warga menunjukkan kondisi rumah rusak akibat pergerakan tanah di Dusun Cilimus, Desa Indragiri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu, 6 Januari 2021. Sebanyak 24 rumah warga retak akibat pergerakan tanah. ANTARA/Adeng Bustomi
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat 13 rumah rusak akibat pergerakan tanah di Kecamatan Cirinten. Tidak ada korban jiwa akibat pergerakan tanah itu.
"Ke-13 rumah yang rusak itu setelah dilanda hujan deras beberapa hari," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Banten, Rabu 13 Januari 2021.
Petugas BPBD Kabupaten Lebak dikerahkan untuk melihat langsung dampak pergerakan tanah yang kerap terjadi di daerah itu. Pergerakan tanah itu biasa terjadi pada saat curah hujan tinggi.
Masyarakat yang rumahnya rusak berat terpaksa mengungsi di rumah saudara maupun tetangga. Lokasi pergerakan tanah yang mengakibatkan 13 rumah warga rusak berat itu berdekatan dengan permukiman Baduy Dalam.
"Kami minta warga tetap meninggalkan rumah yang rusak akibat pergerakan tanah itu guna menghindari korban jiwa," katanya.
Permukiman masyarakat yang rawan bencana pergerakan tanah itu direkomendasikan untuk direlokasi ke tempat yang aman. Sebab, ke-13 rumah warga yang terjadi pergerakan tanah itu berada di zona rawan longsor.
BPBD Lebak mengusulkan kepada pemerintah daerah agar merelokasi warga Kecamatan Cirinten yang terdampak pergerakan tanah ke tempat yang lebih aman dari ancaman bencana alam. "Kami berharap warga yang terdampak bencana itu bisa segera dibantu kembali pembangunan rumah," ujar Rizky.