RS Rujukan Covid-19 Kolaps, Epidemiolog Ingatkan Risiko Lonjakan Kematian

Kamis, 21 Januari 2021 05:34 WIB

Petugas mengangkat peti jenazah yang akan dimakamkan dengan protokol Covid-19 di TPU Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Januari 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengingatkan risiko lonjakan angka kematian akibat Covid-19 jika rumah sakit tidak sanggup lagi menampung pasien.

"Kematian pasti akan sangat tinggi jika keadaan rumah sakit kolaps," kata Pandu saat dihubungi, Rabu, 20 Januari 2021.

Pandu mengatakan gejala RS rujukan Covid-19 di wilayah DKI dan sekitarnya kolaps bisa dilihat ketika ada pasien dengan gejala terinfeksi virus corona yang meninggal karena tidak bisa mendapatkan ruang perawatan di rumah sakit. Bahkan pasien banyak yang meninggal dalam perjalanan mencari rumah sakit.

"Bahkan ada yang meninggal di rumah sakit sebelum mendapatkan perawatan," ujarnya.

Selama pandemi ini, Pandu Riono mengingatkan bahwa angka kematian karena virus corona SARS-CoV-2 kemungkinan jauh lebih besar. Alasannya, banyak pasien dengan gejala corona baru itu yang meninggal sebelum sempat diperiksa dan mendapat perawatan.

Epidemiolog itu menyarankan agar kematian pasien Covid-19 yang berstatus probable maupun suspek dicatat sebagai kematian karena Covid-19. "Karena kita dalam situasi pandemi. Harusnya pasien yang berstatus suspek dan probable juga dilaporkan dalam pencatatan kematian Covid-19."

Advertising
Advertising

Pandu Riono meyakini angka kematian karena Covid-19 di Jakarta maupun di daerah lain jauh lebih tinggi daripada yang tercatat. Banyak orang yang diduga terkena penyakit akibat virus corona itu, lalu meninggal belum sempat dilakukan pengetesan atau swab. "Yang tidak masuk rumah sakit mati di rumah itu banyak dan tidak tercatat," ujarnya.

Baca juga: Anggota DPRD DKI Usulkan Pasien Covid-19 Luar Jakarta Dikembalikan, Ini Sebabnya

Mengutip situs corona.jakarta.go.id, Pemerintah DKI Jakarta telah memakamkan 12.638 jenazah dengan protokol Covid-19 hingga Selasa, 19 Januari 2021. Dari jumlah tersebut jenazah yang telah terkonfirmasi positif sebanyak 3.836 orang. Jenazah lain yang dimakamkan dengan protokol tersebut berstatus suspek sebanyak 2.311 orang, probable 5.333 orang dan discarded satu orang.

Berita terkait

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

15 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

20 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

23 jam lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

4 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya