Anggota Tim SAR Gabungan dari satuan khusus Detasemen Jalamangkara atau Denjaka menunjukkan temuan puing-puing di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Lokasi ini berada di kedalaman 23 meter, di perairan dekat Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Instagram/Tni_angkatan_laut
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Brigjen Rasman MS memastikan sinyal SOS di Google Maps Pulau Laki tidak terkait Sriwijaya Air jatuh. Basarnas telah melakukan pemeriksaan di lokasi tersebut dan tidak menemukan apa-apa.
"Tidak ada apa-apa di situ, sudah saya konfirmasi sama anggota tidak menemukan sesuatu," kata Rasman di JICT II Tanjung Priok, Jakarta pada Rabu 20 Januari 2020.
Direktur Basarnas itu menduga tanda SOS itu muncul di aplikasi Google Maps karena ada nelayan yang dalam cuaca kurang baik berlindung di pulau tersebut dan menggunakan ponsel pintar untuk memasukkan tanda SOS.
"Biasanya nelayan itu senangnya dia kalo cuaca kurang baik dia akan berlindung di situ. Perahunya dinaikkan, mungkin dia main HP atau segala macam. Ya, bisa saja. Tapi kalau berkaitan dengan Sriwijaya tidak ditemukan," ujar Rasman.
Sebelumnya viral sinyal SOS di layar aplikasi peta di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, yang dekat dengan lokasi pesawat Sriwijaya Air jatuh. Namun tanda itu telah hilang dari aplikasi Google Maps Pulau Laki pada pukul 20.00.
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
12 hari lalu
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.