Sebab Banjir di Kemang, Pengamat: Perubahan Drastis Tata Ruang

Reporter

Adam Prireza

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 23 Februari 2021 05:30 WIB

Petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat banjir melanda kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu, 20 Februari 2021. Sejumlah pegawai dan warga terjebak dan harus menunggu perahu karet untuk melintas untuk keluar dari lokasi banjir. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna mengatakan perubahan drastis dalam sisi pembangunan menyebabkan kawasan Kemang, Jakarta Selatan, dilanda banjir pada akhir pekan lalu. Yayat menyebut mulanya Kemang merupakan kawasan permukiman sekitar tahun 1970-an. Pembangunan mulai terasa saat banyak ekspatriat yang menyewa rumah warga dan tinggal di sana.

“Ketika orang asing banyak ke situ, tumbuh kembang lah usaha pertokoan untuk mendukung keberadaan ekspatriat,” ujar Yayat lewat sambungan telepon pada Senin malam, 22 Februari 2021. “Harusnya perumahan, itu jadi mall, kafe, dan sebagainya.”

Menurut Yayat, pesatnya pembangunan menyebabkan tak sedikit pelanggaran aturan yang dilakukan oleh pengembang. Pada 2010, kata dia, dalam rencana tata ruang DKI Jakarta, pelanggaran yang dilakukan oleh para pengembang itu diputihkan. Saat itu, sudah 70 persen lebih lahan di Kemang yang tadinya perumahan berubah menjadi kawasan perdagangan dan jasa.

Dalam pemberian izin di tata ruang, kata Yayat, ada istilah ITBX. Ia menjelaskan, I memiliki arti pembangunan diizinkan, T terbatas, B bersyarat, dan X tidak diizinkan sama sekali.

Baca juga: Anies Baswedan Kunjungi Kemang Raya: Banjir Kiriman dari Hulu Kali Krukut...

Advertising
Advertising

Kedisiplinan pengembang dalam mengikuti izin yang mereka terima menurut Yayat perlu dicek kembali. Mengingat Kemang merupakan daerah resapan air dengan curah hujan yang tinggi dan berada dekat dengan aliran sungai. “Hijaunya masih dipertahankan atau tidak? Pembangunan di sana itu persyaratannya dipenuhi atau tidak?” ujar dia.

Yayat mengatakan banyak orang yang lupa bahwa wilayah Jakarta Selatan termasuk ke dalam zona dengan intensitas hujan yang tinggi selain Jakarta Utara. Atas dasar itu, Jakarta Selatan ditetapkan menjadi wilayah resapan air. “Keluar lah namanya Koefisien Dasar Bangunan. Pembatasan tanah untuk pembangunan. Mungkin sekitar 40 persen dari peruntukan tanah boleh dibangun, sisanya tidak,” tutur Yayat.

Pengawasan penerapan Koefisien Dasar Bangunan itu, kata Yayat, menjadi sulit saat rakyat kelas menengah dan pembangunan mal makin banyak di Jakarta Selatan. Perubahan itu berdampak pada wilayah Kemang yang notabene dilewati oleh aliran Kali Krukut yang memiliki hulu di Depok yang ruang terbuka hijaunya juga sudah berkurang. Ditambah, kata Yayat, saat ini hujan dengan intensitas ekstrem lebih sering terjadi.

Jika tidak ada upaya yang bersifat masif oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi banjir, salah satunya dengan normalisasi sungai, Yayat mengatakan banjir akan selalu terjadi di Kemang. “Ke depan kalau tidak ada restorasi dalam arti perubahan tata manajemen air, pengendalian banjir yang betul-betul luar biasa, Kemang akan menjadi kawasan bisnis di kawasan bencana. Akan selalu banjir,” ujar Yayat. Banjir, lanjut dia, akan lebih sering terjadi akibat hujan ekstrem lantaran daya tampung Kali Krukut belum ditingkatkan secara signiikan.

Berita terkait

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

13 jam lalu

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) mengklaim pembangunan IKN tidak menyebabkan banjir di kawasan.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tahan Dua Anak Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bojonggede

1 hari lalu

Polres Metro Depok Tahan Dua Anak Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bojonggede

Peristiwa bullying atau perundungan siswi SMP ini viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying Siswi SMP Bojonggede Diduga karena Rebutan Cowok

1 hari lalu

Kasus Bullying Siswi SMP Bojonggede Diduga karena Rebutan Cowok

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al-Basyariah Uus Saharoh mengungkap kasus dugaan bullying terhadap siswinya karena berebut cowok.

Baca Selengkapnya

Banjir Setinggi Rumah Tersisa di 5 Kampung di Mahakam Ulu, Banjir Susulan Menerjang

1 hari lalu

Banjir Setinggi Rumah Tersisa di 5 Kampung di Mahakam Ulu, Banjir Susulan Menerjang

Banjir melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, sejak Senin, 13 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

1 hari lalu

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

Seorang pelajar putri dari sebuah SMP melakukan bullying terhadap siswi dari SMP lain di Depok.

Baca Selengkapnya

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

2 hari lalu

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

PPDB 2024 di Depok dibuka serentak untuk seleruh jenjang pendidikan.

Baca Selengkapnya

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

2 hari lalu

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.

Baca Selengkapnya

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

2 hari lalu

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

Polres Metro Depok menyatakan tengah menyelidiki peristiwa pengemudi Toyota Fortuner menghalangi perjalanan ambulans.

Baca Selengkapnya

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

2 hari lalu

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

KPU Kota Depok mengungkap alasan tidak ada paslon wali kota dari jalur independen atau perseorangan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

2 hari lalu

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

Petugas Satpol PP menurunkan spanduk kandidat Wali Kota Depok mendapat kritik dari politikus PDIP. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya