Kecepatan Vaksinasi Termasuk Lamban? Satgas Covid-19 Jabar: Tergantung Vaksinnya

Rabu, 31 Maret 2021 06:42 WIB

Sejumlah pegawai Unit Pelayanan Publik saat antre untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum disuntik vaksin Covid-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, 1 Maret 2021. Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi sebanyak 5260 pegawai Pelayanan Publik menjalani vaksinasi selama dua hari, dimulai hari ini hingga Selasa 2 Maret. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Bandung -Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan disingkat Satgas Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad mengatakan, cepat atau lambatnya vaksinasi relatif.

“Lihat dari jumlah vaksin yang didrop,” kata dia, saat dihubungi Tempo, Selasa, 30 Maret 2021.

Daud mengatakan, hingga saat ini jumlah vaksin yang dikirim pemerintah pusat baru berjumlah 3,4 juta dosis. Jumlah tersebut setara untuk penyuntikan 1,7 juta orang.

Sementara target sasaran penyuntikan vaksin Covid-19 tahap 2 di Jawa Barat menembus 6,6 juta orang. Vaksin yang dibutuhkan setara 13,2 juta dosis.

“Sampai hari ini kurang lebih dari 3,4 juta dosis, atau untuk 1,7 juta orang itu, yang sudah disuntikkan untuk lansia dan pelayan publik sudah 1 juta orang,” kata Daud.

Daud mengatakan, jika menghitung dari target sasaran vaksin tahap dua angkanya relatif masih kecil. “Baru 15 persenan kalau dilihat dari 6,6 juta target sasaran,” kata dia.

Advertising
Advertising

Daud mengatakan, setiap daerah di Jawa Barat punya kemampuan berbeda-beda. Beberapa daerah sudah meminta tambahan vaksin, sebagian lagi belum. Saat ini pemerintah provinsi tengah memetakan lagi kemampuan vaksinasi Covid-19 masing-masing daerah.

<!--more-->

Tiap daerah saat ini diminta melaporkan penggunaan vaksin yang sudah diterimanya. “Kita mau lihat kabuapten/kota ini menerima vaksin berapa, terserap berapa. Nanti ketahuan,” kata Daud.

Daud mengatakan, sejumlah daerah ada yang mengeluhkan pengiriman vaksin yang di cicil. Pengiriman vaksin yang diterima provinsi dari pusat juga tidak sekaligus. “Kadang cuma sedikit. Kalau datang ke daerah sedikit-sedikit tapi sering, ada yang bilang berat di ongkos,”kata dia.

Sejumlah daerah sehingga menahan distribusi vaksinnya, untuk menghemat biaya pengiriman.

Daud mengatakan, Menteri Kesehatan dalam rapat terakhir meminta daerah agar mengatur ritme penyuntikan vaksin. “Kalau secara nasional kata Menteri, Juni itu paling 20-24 persen vaksin yang ada dari kebutuhan nasional. Coba atur ritme, jangan sampai, maunya Meteri, jangan sampai ada hari yang kosong tanpa vaksinasi,”kata dia.

Daud mengatakan, ada sejumlah daerah yang memiliki tenaga vaksinasi mencukupi, sehingga vaksinasinya lebih cepat. “Ada satu daerah, mereka ini sudah habis (vaksinnya) karena tenaganya banyak. Harusnya daerah tersebut mengatur ritme,” kata dia.

Penyuntikan target lansia diakuinya lambat. “Lansia itu ada yang sulit untuk pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan, ada yang tidak datang karena tidak ada yang ngantar. Ada kendala itu,” kata dia.

Salah satu rencana yang tengah dibahas adalah kemungkinan jemput bola khusus untuk penyuntikan vaksin pada lansia. “Bagaimana caranya supaya lansia ini ada yang nganter ke fasilitas pelayanan kesehatan. Bagaimana caranya mendekatkan pelayanan pada lansia,” kata Daud.

Daud mengatakan, kendala lainnya adalah kerap lansia batal menjalani penyuntikan vaksin karena terbentur kondisi kesehatannya. “Saat skrining tidak bisa disuntik, ada yang seperti itu,” kata dia.


Baca juga : Satgas Covid-19 Ubah Aturan Perjalanan: Ada Opsi GeNose, PCR ke Bali Berlaku 2 Hari

Daud mengatakan, saat ini juga ada perubahan jeda waktu penyuntikan vaksin Covid-19 antar dosis. Sebelumnya jeda antar dosis 14 hari, kemudian khusus lansia jedanya jadi 28 hari. Yang terbaru untuk target sasaran dewasa disamakan jadi 28 hari jedanya. “Jadi usia 18 ke atas jadi 28 hari,” kata dia.

Daud mengatakan, perubahan jeda vaksinasi antar dosis tersebut membuat jadwal vaksinasi terpaksa di atur lagi. “Kita ngatur lagi. Jadi di masa peralihan ini, yang jadwalnya sudah 14 hari ya sudah dihabiskan. Yang belum kebagian di reskedul,” kata dia.

Jawa Barat mematok target vaksinasi untuk tahap satu dan dua menembus 6,7 juta orang. Terdiri dari tenaga kesehatan 181 ribu orang, petugas pelayan publik 2,19 juta orang, serta lansia 4,4 juta orang.

Dari seluruh target tersebut baru 1,081 juta orang yang mendapat vaksinasi dosis pertama, dan lebih dari 450 ribu orang mendapat vaksinasi dosis kedua.

Vaksinasi Covid-19 dosis pertama untuk tenaga kesehatan misalnya sudah menembus lebih dari 206 ribu orang, sementara dosis dua baru lebih dari 159 ribu orang.

Masih menurut catatan Satgas Covid-19, petugas publik untuk dosis pertama 767 ribu orang, dan dosis dua 291 ribu orang. Lalu lansia untuk dosis pertama 170 ribu orang, dan dosis kedua baru menembus lebih dari seribu orang.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

5 hari lalu

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

Lansia diminta menghindari minuman berkafein seperti kopi dan teh pada sore dan malam hari agar tidak mengompol selama tidur malam.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

10 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

13 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

16 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya