Tangkapan layar rekaman CCTV menunjukkan sesosok menyerupai perempuan yang diduga teroris memasuki kompleks Mabes Polri di Jakarta, Rabu, 31 Maret 2021. Sosok tersebut terlihat mengenakan pakaian terusan hitam dengan kerudung biru. Ia terlihat membawa bungkusan berwarna coklat dan mendekati pos jaga yang tak jauh dari kantor Kapolri Listyo Sigit. Foto: Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Al Chaidar mengungkap alasan mengapa Zakiah Aini bisa terlibat dalam kasus terorisme penyerangan Mabes Polri. Menurut Al Chaidar, generasi muda yang kurang ilmu pengetahuan agama dan nilai spiritual kering mudah terjebak dan terlibat terorisme.
"Dua hal itu bisa sangat kondusif untuk kelompok teroris menjadi langgeng," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin 5 April 2021.
Al Chaidar mengatakan secara sosiologis kekeringan spiritual terjadi karena kondisi sekuler dan liberal di Indonesia. Hal itu mengakibatkan kaum muda mengalami gejala kekeringan spiritual. Jika hal itu terus dibiarkan, terorisme akan terus berkembang.
Pengamat terorisme itu menilai menilai faktor infrastruktur hukum juga tergolong lemah sehingga tindakan terorisme tak bisa dihentikan. Faktor lain yang menyebabkan serangan terorisme adalah karena ideologi transnasional wahabi takfiri yang masih berkembang di Indonesia.
Faktor masalah politik dan demokrasi di Indonesia juga menjadi alasan bagi kelompok teroris untuk terus melancarkan serangan.
Dalam keterangannya usai teror di Mabes Polri, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit mengatakan terduga teroris berinisial Zakiah Aini (25) berideologi radikal ISIS. "Ini dibuktikan dengan postingan yang bersangkutan di sosial media," ujar Listyo.