Epidemiolog Sarankan Salat Tarawih di Rumah Jika Masjid Penuh

Kamis, 8 April 2021 03:06 WIB

Ilustrasi anak tarawih. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan Pemerintah DKI Jakarta mengawasi dengan ketat protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 selama ibadah Ramadan tahun ini.

"Ramadan tahun ini pemerintah membolehkan tempat ibadah dibuka untuk menyelenggarakan salat tarawih. Itu harus dipastikan protokol kesehatan dilaksanakan," kata Tri saat dihubungi, Selasa, 6 April 2021.

Menurut Tri, penularan wabah ini masih tinggi di Ibu Kota, meski telah terjadi penurunan. Angka penularan masih tinggi karena positivity rate atau rasio positif orang yang tertular Covid-19 masih berkisar 9-10 persen. Adapun standar minimal relaksasi bisa dilakukan jika rasio positif di bawah 5 persen.

Tri menyarankan pemerintah harus bisa memastikan bahwa setiap masjid maupun musala yang menyelenggarakan kegiatan ibadah membatasi kapasitasnya maksimal 50 persen.

"Kalau sudah penuh 50 persen. Lebih baik warga salat di rumah," ujarnya. "Kalau memaksakan ke masjid akan berisiko terhadap penularan Covid-19."

Advertising
Advertising

Selain itu, protokol kesehatan 3M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun juga wajib diterapkan selama pelaksanaan ibadah Menurut Tri, pemerintah saat ini sudah tidak bisa melarang kegiatan ibadah seperti tahun lalu karena pandemi.

Namun, Tri melanjutkan, pemerintah punya kewenangan untuk mengatur regulasinya untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19. "Karena wabah ini statusnya masih pandemi yang global. Bukan epidemi yang hanya cakupan wilayah. Pemerintah bisa memberikan intervensinya," ucapnya.

<!--more-->

Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual DKI, Muhammad Zen, mengatakan pemerintah mencatat 10 kegiatan saat Ramadan yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Kegiatan itu diharapkan menjadi perhatian pengurus masjid maupun musalah di DKI, untuk mencegah penularan Covid-19.

"Kami meminta pengurus masjid menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama pelaksanaan ibadah Ramadan untuk mencegah penularan Covid-19," kata Zen melalui pesan singkat, Senin, 5 April 2021.

Adapun 10 kegiatan atau aktivitas selama Ramadan yang biasanya menimbulkan kerumunan dan harus diantisipasi adalah sahur bersama, salat rawatib, shalat jum'at, kultum dan kajian keagamaan tatap muka.

Selain itu, epidemiolog menyebutkan kegiatan lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan adalah buka puasa dan salat tarawih, peringatan malam nuzulul al Qur'an, I'tikaf, penunaian dan pendistribusian Zakat dan Malam Takbir serta Shalat Idul Fitri 1442 H. "Bagi para pengurus masjid dan musholla untuk menyiapkan panduan teknis penyelenggaraan ibadah Ramadhan di lingkupnya."

BACA: Besok Sekolah Tatap Muka. Epidemiolog: Uji Coba Kok Orang dengan Penyakit


IMAM HAMDI

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

4 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

5 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

8 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

9 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya