Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor berkapasitas 64 tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 dengan gejala riangan hingga sedang. ANTARA/HO/Pemkot Bogor
TEMPO.CO, Bogor - Pemerintah Kota Bogor berharap operasional Rumah Sakit Lapangan di Kompleks GOR Pajajaran bisa diteruskan. Kontrak Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor itu akan berakhir pada Ahad, 18 April 2021.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan keputusan untuk menghentikan atau memperpanjang rumah sakit lapangan itu berada di tangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pemerintah Kota Bogor sudah mengajukan usul agar RS Lapangan diperpanjang untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 usai libur Lebaran.
"Kita harapkan BNPB bisa menyetujui melanjutkan operasionalnya. Kalau BNPB menilai tidak memungkinkan dilanjutkan, kita tidak bisa memaksa," kata Dedie di Balai Kota Bogor, Jumat, 16 April 2021.
Berdasarkan kontrak, BNPB membiayai RS Lapangan Kota Bogor selama tiga bulan, mulai 18 Januari hingga 18 April 2021.
Jika BNPB memutuskan untuk menghentikan RS Lapangan, alat-alat kesehatan di RS itu akan disalurkan ke berbagai puskesmas di Kota Bogor. Hal ini mendukung rencana peningkatan status dua Puskesmas menjadi rumah sakit tipe D.
Fungsi Gedung Wisma Atlet juga akan dikembalikan sebagai Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bogor setelah tak lagi menjadi RS Lapangan.
Selasa lalu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan ingin mempertahankan Rumah Sakit Lapangan tetap beroperasi. "Paling tidak untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 gelombang kedua, pada Ramadan dan setelah libur Lebaran," kata Wali Kota Bogor itu.
Menurut Bima Arya, Kepala BNPB menyebutkan dana untuk operasional RS Lapangan sudah habis. "Tapi kemungkinan bisa dikucurkan lagi. Ini tergantung pada hasil review laporan keuangannya," ujarnya.
Inspektorat Kota Bogor saat ini sedang menganalisa laporan keuangan Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor. Hasilnya akan disampaikan kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebelum dikirim ke BNPB. "Semoga dalam sepekan ke depan ada kejelasannya," katanya.
Gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 pada sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memberi imbauan kepada warga yang terdampak gempa tersebut.