TEMPO.CO, Bogor – Pemerintah Kota Bogor berencana menghentikan operasional Rumah Sakit Lapangan untuk pasien Covid-19. Rencana ini menurut Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim karena kasus Covid-19 di Kota Hujan itu kini melandai.
"Ini kan penurunannya signifikan, bahkan di bawah standar WHO. Jadi penggunaan RSL cukup di tiga bulan awal operasionalnya," ujar Dedie di Bogor, Jumat 9 April 2021.
Rumah Sakit Lapangan sebelumnya didirikan untuk menambal kebutuhan kamar bagi pasien Covid-19 yang tidak tertampung di rumah sakit umum di Kota Bogor.
Pemkot Bogor menyulap kantor Dinas Pemuda dan Olahraga menjadi rumah sakit lapangan dengan kapasitas 64 tempat tidur. RSL ini dibuka sejak 18 Januari hingga 18 April 2021.
Baca juga: Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Kota Bogor Menurun
Menurut Dedie, kini tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit umum yang ada di Kota Bogor sudah berada di angka 30 persen. “Itu di bawah WHO, 60 persen,” ucap Dedie.
Setelah operasional rumah sakit lapangan tak diperpanjang, Dedie mengatakan penanganan dan perawatan pasien Covid-19 dikembalikan ke rumah sakit rujukan.
"Kami terus ikhtiar menekan laju virus dengan sadar protokol kesehatan, menjauhi kerumunan dan vaksinasi Covid-19," ujar dia. Jika ada pasien dengan gejala berat makan akan dirawat di rumah sakit rujukan sementara pasien bergejala ringan bisa menjalani isolasi mandiri di rumah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan saat tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit mencapai angka 30,7 persen. Ia mengatakan dari 21 rumah sakit rujukan dengan total 809 tempat tidur, saat ini hanya terisi 248 pasien Covid-19.
Untuk ruang ICU, dari total 47 ruang ICU terisi 30 tempat tidur. Adapun tingkat kesembuhan tercatat 91,9 persen dari 14.296 kasus Covid-19 di Kota Bogor atau mencapai 13.216 kasus yang sembuh. "Artinya tren kesembuhan kita terusnaik dan kasus melandai," ujar dia.
M.A MURTADHO