Warga tampak mengenakan masker saat melintas di jembatan penyeberangan orang (JPO), di tengah masa pandemi di kawasan perkantoran SCBD di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan perkantoran kini menjadi salah satu klaster penyumbang kasus Covid-19 di Indonesia. TEMPO/Hilman Fathurrahman w
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Timur melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah munculnya klaster perkantoran baru. Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi, salah satunya dengan mengimbau kepada perkantoran untuk tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang seperti buka puasa bersama.
"Antisipasi lonjakan kasus COVID-19 di perkantoran dengan menghindari kegiatan-kegiatan yang melibatkan jumlah karyawan yang banyak, misalnya buka puasa bersama dan selanjutnya nanti halal bihalal," kata M. Anwar di Jakarta, Selasa, 27 April 2021.
M. Anwar juga mengingatkan kepada manajemen kantor agar membatasi jumlah karyawan dalam setiap ruangan hanya 50 persen dari kapasitas agar tidak terjadi penularan. "Selanjutnya memberlakukan sistem kerja dari rumah (WFH)," ujarnya.
Pemerintah DKI Jakarta meminta masyarakat mewaspadai klaster perkantoran. Selama April ini, jumlah pekerja yang terpapar COVID-19 dari klaster perkantoran meningkat.
Jumlah kasus aktif dari klaster perkantoran mencapai 425 kasus dari 177 perkantoran yang tercatat dalam periode 12-18 April 2021. Padahal pekan sebelumnya, pada 5-11 April 2021, hanya terdapat 157 kasus positif COVID-19 di 78 perkantoran.
Bahkan sebagian besar kasus konfirmasi COVID-19 di klaster perkantoran terjadi pada karyawan kantor yang sudah menerima vaksinasi COVID-19.