Warga DKI Merespons PPKM Darurat: Dari Pasrah hingga Kritik Sudah Terlambat

Reporter

Zefanya Aprilia

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 2 Juli 2021 14:46 WIB

Petugas memasuki gerbang Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat, 2 Juli 2021. Presiden Joko Widodo mengumumkan memberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat Jawa-Bali mulai 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021. Dalam PPKM darurat Jawa-Bali, salah satu kegiatan yang dibatasi adalah tempat ibadah, baik itu masjid, mushola, gereja, pura, vihara dan klenteng serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah ditutup sementara. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di Indonesia alias PPKM Darurat Jawa-Bali segera diberlakukan mulai 3 Juli sampai 20 Juli 2021.

Kebijakan ini merupakan upaya untuk menekan kasus Covid-19 di Indonesia yang kian melonjak tajam.

Mal, pusat belanja, dan pusat perdagangan akan ditutup 100 persen. Supermarket, pasar, took kelontong akan dibatasi kapasitas pengunjung sampai 50 persen dengan batas waktu buka sampai pukul 20.00.

Tempat makan dilarang untuk melayani di tempat. Sekolah dan ibadah akan 100 persen di rumah.

“Kalau menurut saya, ya mau gimana lagi? Selagi itu yang terbaik bagi negara dan kesehatan kita, aku sih fine-fine aja. Karena gimana ya? Aku juga prihatin lihat kasus Covid-19 yang meningkat banget. Jadi kalau menurut saya, sih bagus banget kebijakan ini. Agar negara ini bisa cepat kembali seperti semula,” kata Wilon 20 tahun, seorang influencer yang menetap di DKI Jakarta kepada Tempo pada Jumat, 2 Juli 2021.

Widya (22), staff desain grafis di suatu organisasi foto juga berpendapat demikian. Ia setuju bahwa PPKM darurat harus dilakukan untuk mengurangi mobilitas masyarakat. Namun ia mempertanyakan istilah kebijakan tersebut.

“Penggunaan istilah PPKM kan berbeda sama karantina wilayah [desa]. Kalau dalam karantina wilayah, kebutuhan rakyat sampai binatang ternak ditanggung oleh pemerintah. [Kalau dalam] PPKM kan enggak [ditanggung pemerintah] ya,” kata Widya kepada Tempo, Jumat, 2 Juli 2021.

Advertising
Advertising

Ia berpendapat bahwa bagi wilayah perkotaan, kebijakan ini akan menyulitkan lantaran tidak semua orang sudah siap dalam mempersiapkan kebutuhannya rumahnya selama 18 hari.

“Pasti ada pro dan kontra dari PPKM Darurat ini, sih. Antara gimana nyawa masyarakat yang dipertaruhkan sama masyarakat yang kebingungan memenuhi kebutuhan hidupnya,” ujar Widya lagi.

Tasya (21), seorang staff perusahaan start-up yang saat ini sedang bekerja di rumah, menilai bahwa pemerintah sudah terlambat dalam menerapkan kebijakan ini. Dan kini, pemerintah harus bisa bertanggung jawab akan kebutuhan masyarakat.

“Jika aspek-aspek lain dalam kehidupan masyarakat tidak mendapat perhatian cukup, maka lockdown ini hanya akan memperparah keadaan. Karena masyarakat tetap saja harus terpaksa keluar rumah untuk mengakses fasilitas, bantuan, serta barang kebutuhan pokok,” kata Tasya kepada pada Jumat, 2 Juli 2021 ihwal PPKM Darurat mulai besok.

Baca juga : Di PPKM Darurat Depok Tutup Semua Pusat Belanja, Wali Kota: Warga Jangan Panik
#Pakaimasker
#Cucitangan
#Jagajarak

ZEFANYA APRILIA | DA

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

2 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

3 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

6 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

6 hari lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Daud Kim Youtuber Korea Selatan

13 hari lalu

Kontroversi Daud Kim Youtuber Korea Selatan

YouTuber Korea Selatan Daud Kim kembali disoroti warganet. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Pengalaman Mendebarkan Nessie Judge, Mobil Mogok di Tengah Hutan Dini Hari Tadi

14 hari lalu

Pengalaman Mendebarkan Nessie Judge, Mobil Mogok di Tengah Hutan Dini Hari Tadi

Nessie Judge mencuit meminta pertolongan kepada pengguna Twitter lantaran mobilnya mogok dan remnya blong.

Baca Selengkapnya

8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

17 hari lalu

8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Pariwisata, di antaranya pemandu wisata, perhotelan, influencer, hingga staf kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Dilema Virtual AI di TikTok untuk Berjualan, Tak Mampu Gantikan Daya Tarik Influencer Manusia

18 hari lalu

Dilema Virtual AI di TikTok untuk Berjualan, Tak Mampu Gantikan Daya Tarik Influencer Manusia

Virtual AI untuk jualan di TikTok tidak semenarik pengiklan sebenarnya.

Baca Selengkapnya

Serobot Antrean dan Meludah Saat Nonton Konser Bruno Mars, Una Dembler Minta Jangan Dicontoh

26 hari lalu

Serobot Antrean dan Meludah Saat Nonton Konser Bruno Mars, Una Dembler Minta Jangan Dicontoh

Meski mengakui telah meludah penonton lain dan membuat keributan, Una Dembler membantah bahwa ia telah menyerobot antrean.

Baca Selengkapnya

Restoran di Manchester Ini Viral setelah Tolak Influencer yang Minta Makanan Gratis

58 hari lalu

Restoran di Manchester Ini Viral setelah Tolak Influencer yang Minta Makanan Gratis

Pengelola restoran mendapatkan direct message permintaan makanan gratis dengan imbalan unggahan promosi di media sosial influencer.

Baca Selengkapnya