Ilustrasi jalan ambles. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
TEMPO.CO, Tangerang - Jalan ambles kembali terjadi di Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Selasa pagi ini 7 Juli 2021, pukul 9.00. Padahal Jalan Raya Tanjung Burung yang merupakan jalan utama menuju Desa Tanjung Burung yang dihuni 150 keluarga itu baru diperbaiki 4 bulan lalu.
Detik-detik jalan ambles itu terekam dalam video amatir yang beredar luas. Dalam video viral berdurasi 30 detik itu, terlihat badan jalan pelan pelan bergerak tenggelam diiringi suara derak runtuh.
Warga sekitar yang berada dekat lokasi terlihat menjerit dan dalam hitungan detik sebagian jalan raya yang tertutup aspal amblas dan membentuk lubang besar. Hampir seluruh badan jalan longsor dan praktis jalan tersebut tak bisa dilalui.
"Iya longsor lagi, tim sedang turun ke lokasi," ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto saat dikonfirmasi terkait video jalan longsor itu, hari ini.
Budi mengatakan jalan tersebut telah diperbaiki dan bisa dilalui kendaraan sejak empat bulan lalu, setelah sebelumnya ambles. Menurut dia, penyebab longsor kali ini karena gerusan air dan adanya jalur air. " Sudah digunakan 4 bulan."
Menurut Slamet Budi, perbaikan jalan itu bersifat darurat atau sementara, sebab pembangunan jalan secara permanen baru bisa dilakukan jika Balai Besar Ciliwung-Cisadane telah membangun sitepile dan tanggul sungai Cisadane.
Sitepile dan tanggul harus dibangun terlebih dahulu karena kedalaman longsor mencapai 10 meter. "Kami telah usulkan permanennya ke Balai Besar, tapi Balai Besar baru mengusulkan di tahun 2022," kata Budi.
Untuk membangun jalan sementara itu dperlukan anggaran Rp 700 juta yang diambil dari APBD Kabupaten Tangerang.
Pada 14 Maret lalu, Jalan Raya Tanjung Burung longsor sepanjang 20 meter. Akibat longsor dan jalan ambles, aktivitas warga setempat nyaris lumpuh.
Jalan Raya Tanjung Burung merupakan akses utama menuju desa yang berada di Muara Tanjung Burung. Akses ini berada persis di pinggir sungai Cisadane yang menuju muara Tanjung Burung dan Laut Jawa. Di sisi sungai banyak usaha galangan kapal dan beberapa rumah penduduk. Sementara di sisi kanan jalan terdapat juga sejumlah industri dan peternakan sapi.
Kepala Desa Tanjung Burung Idris mengatakan ada sekitar 150 kepala keluarga yang tinggal di dua kampung di desa itu yang terisolir akibat jalan terputus itu. Warga Desa Tanjung Burung bisa menggunakan jalan kampung ke wilayah Teluknaga. Namun, kata Idris, jalan kecil itu hanya bisa dilalui pejalan kaki dan sepeda motor. "Dan rutenya harus memutar jauh," katanya.
Idris meminta Pemerintah Kabupaten Tangerang segera mencarikan solusi jalan ambles ini bagi warganya. "Karena ini sangat penting."