Ribut dengan Paspampres, Anggota Polres Jakbar Diperiksa Propam Polda Metro Jaya

Kamis, 8 Juli 2021 12:18 WIB

Pengendara motor mencoba melewati barrier saat diberlakukan penyekatan pembatasan mobilitas masyarakat pada PPKM Darurat di wilayah perbatasan menuju Jakarta di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu 3 Juli 2021. Polisi melakukan penyekatan di 63 titik wilayah di Jadetabek untuk membatasi mobilitas warga saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jakarta yang akan berlangsung hingga 20 Juli 2021 mendatang. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Polres Jakarta Barat yang sempat ribut dengan anggota Paspampres di pos penyekatan PPKM Darurat Jalan Daan Mogot, diperiksa oleh Propam Polda Metro Jaya. Polisi itu diperiksa karena tindakannya memiting anggota Paspampres itu hampir membuat kericuhan di kantor Polres Jakarta Barat pada Rabu malam.

"Anggota saya lagi diperiksa di Propam Polda. Supaya hal serupa tidak terulang di lapangan," ujar Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Ady Wibowo saat dihubungi Tempo, Kamis, 8 Juli 2021.

Untuk mencegah kericuhan semacam itu terjadi di lapangan, Kapolres Jakarta Barat mengevaluasi kebijakan pakaian petugas di lapangan yang tak mengenakan pakaian dinas. Soal pakaian preman itu yang menjadi salah satu penyebab kericuhan antara polisi dengan Paspampres.

"Untuk yang berpakaian preman sementara tidak kami ikutkan penyekatan agar tidak salah paham di lapangan," ujar Ady.

Petugas berjaga saat penyekatan di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Ahad, 4 Juli 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Kericuhan antara anggota Pasukan Pengamanan Presiden dengan polisi ini berawal saat seorang anggota Paspampres bernama Praka Izroi Gajah tak bisa melintasi pos penyekatan PPKM Darurat di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, pada Rabu kemarin. Izroi menyampaikan sedang buru-buru karena harus mengikuti apel dan akan bertugas.

Izroi sempat adu mulut dengan petugas di posko penyekatan itu. Dia tak mau menunjukkan kartu tanda anggota (KTA) Paspampres kepada petugas yang berjaga di pos karena polisi tersebut tidak berpakaian dinas.

Adu mulut itu kemudian berakhir dengan kericuhan. Polisi berpakaian preman itu memiting leher Izroi dan membawanya. Setelah sempat berdebat, Izroi akhirnya menunjukkan KTA tersebut hingga akhirnya diperbolehkan melintas.

Advertising
Advertising

Pada Rabu malam, puluhan anggota Paspampres rekan Izroi mendatangi kantor Polres Jakarta Barat dengan menggunakan sepeda motor. Mereka menuntut bertemu dengan anggota polisi yang menghalangi Izroi melintas di pos penyekatan.

Puluhan anggota Paspampres yang menggeruduk kantor polisi itu akhirnya membubarkan diri setelah pihak kepolisian berjanji akan datang langsung ke Mako Paspampres.

Kapolres Jakarta Barat menyatakan dirinya datang langsung untuk minta maaf atas kericuhan di posko penyekatan PPKM Darurat Daan Mogot. "Sudah selesai permasalahannya. Saya sudah menghadap Komandan Paspampres dan meminta maaf," kata Ady.

Baca juga: Puluhan Paspampres Gruduk Polres Jakarta Barat, Kapolres: Ada Kesalahpahaman

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

23 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

1 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

1 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

1 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

1 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

2 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

2 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

2 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya