Top 3 Metro: Gaduh Pengawalan Nia Ramadhani, Hasil Survei Warga DKI Kena Covid
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Dwi Arjanto
Minggu, 11 Juli 2021 09:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler dalam Top 3 Metro semalam hingga pagi ini diawali dengan berita tanggapan polisi yang diprotes kuasa hukum Nia Ramadhani soal pengawalan petugas yang menenteng dengan senjata api.
Selain itu ada pula hasil survei serologi warga DKI bahwa 4,7 juta orang di Jakarta terinfeksi Covid-19 pada Maret 2021 lalu. Selengkapnya :
1. Diprotes karena Kawal Nia Ramadhani dengan Senjata Api, Polisi: Itu SOP Kami
Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Pusat, Komisaris Indrawienny Panjiyoga angkat bicara soal petugas bersenjata api kawal Nia Ramadhani.
Pengacara Nia, Wa Ode Nur Zainab protes karena polisi bertindak berlebihan dengan membawa senjata api saat menggerebek kliennya.
"Kalau mereka komplain nggak masalah, itu SOP kami," kata Panjiyoga saat dikonfirmasi, Sabtu, 10 Juli 2021.
Menurut Panjiyoga, standar operasi prosedur di kepolisian adalah mengawal tersangka dengan senjata api. Dia berujar, senjata api itu bukan untuk mengancam.
"Tapi untuk melindungi petugas, juga untuk melindungi tersangka sendiri," kata Panjiyoga.
Sebelumnya, pengacara Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, Wa Ode Nur Zainab mengatakan anggota kepolisian yang menggerebek Nia di kediamannya pada Rabu lalu berlebihan karena membawa senjata api. Sementara kliennya, hanya korban.
"Mereka hanya menggunakan dan yang ditemukan hanya 0,78 gram," ujar Wa Ode di Polres Jakarta Pusat, Jumat, 9 Juli 2021.
Wa Ode mengatakan, minimnya jumlah sabu yang ditemukan menjadi indikasi kliennya hanya pengguna narkoba dalam kasus ini, bukan pengedar. Sehingga, tindakan polisi membawa senjata api saat menggerebek Nia dianggapnya berlebihan. "Tidak perlulah bersenjata. Apa lagi itu ada perempuan, ya, seorang ibu," kata Wa Ode lagi.
Nia Ramadhani ditangkap setelah polisi menciduk sang sopir berinisial ZN pada Rabu pagi. Saat itu, polisi menyita satu klip sabu seberat bruto 0,78 gram. Saat diinterogasi, ZN mengakui sabu itu adalah milik Nia Ramadhani.
Selanjutnya: Polisi kemudian menggeledah rumah Nia di kawasan Kebayoran Lama.
<!--more-->
Polisi kemudian melanjutkan penggeledahan ke rumah Nia di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Rabu sore sekitar pukul 15.00. Dari sana, polisi menemukan alat isap sabu alias bong.
Kepada penyidik, Nia Ramadhani tidak membantah mengonsumsi sabu. Ia juga mengatakan bahwa suaminya mengonsumsi narkotika golongan satu itu. Setelah Nia Ramadhani dan ZN dibawa ke kantor polisi, Ardi Bakrie menyerahkan diri pada malam harinya.
2, Jenazah Covid-19 Dikabarkan Terlantar di Depok, Versi Keluarga: Puskesmas Ditelepon Nggak Jawab
Kisah pilu menyelimuti keluarga Edwin Sumampauw warga Kecamatan Pancoran Mas, Depok, jenazah adiknya yang diduga terpapar Covid-19 telantar hingga 5 jam. Edwin mengatakan keluarganya juga tidak pernah di-tracing oleh Pemerintah Kota Depok, meski dia dan istrinya dinyatakan positif Covid-19.
Edwin menceritakan, ia dan sang istri dinyatakan positif Covid-19 sejak 21 Juni 2021 melalui hasil tes PCR sehingga harus isolasi mandiri di rumah.
Namun anggota keluarga yang juga tinggal serumah dengan Edwin, yaitu adiknya yang down syndrome dan orang tuanya yang sudah tidak bisa lagi berjalan tidak dilakukan tracing.
“Saya sudah coba hubungi satgas agar adik kami dan ibu kami ini bisa ikut diswab, tapi nggak ada jawaban, sudah nggak ada jawaban sama sekali,” kata Edwin kepada wartawan, Jumat 9 Juli 2021.
Padahal, adiknya Ade Aditia Setiadi, 32 tahun, telah menunjukkan gejala awal Covid-19 yakni batuk-batuk. Namun Edwin akhirnya hanya memberikan sang adik obat-obatan seadanya yang ia beli dari warung terdekat karena belum ditracing Puskesmas setempat.
“Adik saya ini mulai batuk-batuk sudah kita kasih segala macem, obat-obatan warung dan kita kasih minum," kata Edwin.
Selanjutnya: Hingga adiknya sudah kritik...
<!--more-->
Hingga adiknya sudah kritis, belum ada petugas puskesmas atau Satgas Covid-19 Kota Depok yang datang untuk tracing. "Akhirnya semalam tuh puncaknya. Tadi pagi kita lihat sudah enggak ada (meninggal),” kata Edwin.
Edwin mengatakan adiknya menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat pagi sekitar pukul 06.00. Edwin yang tengah isoman lantas melaporkan kematian adiknya ke Puskesmas agar dapat dimakamkan.
Namun jenazah adiknya yang diduga meninggal karena Covid-19 itu telantar selama kurang lebih 5 jam karena puskesmas tidak kunjung memberikan jawaban untuk mengurus jenazah sang adik.
“Sudah keluarga nggak dapat tanggapan soal swab, PCR, sekarang adik saya meninggal, Puskesmas ditelpon nggak jawab-jawab,” kata Edwin.
Edwin mengatakan pihak puskesmas sempat memberikan kabar pada pukul 08.00, tapi hingga pukul 10.00, tidak kunjung tiba. “Pihak puskesmas dari pagi nggak nyampe-nyampe, jenazah sudah kelamaan nggak diapa-apain,” kata Edwin.
Sekitar pukul 10.55, barulah relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 tiba di rumah duka. Namun, jenazah sang adik hanya diantar dengan kendaraan seadanya yakni mobil bak terbuka bukan ambulans. “Peti mati juga saya harus ambil sendiri, kok pelayanannya makin ke sini makin nggak jelas, cuma ngomong doang,” kata Edwin.
Catatan Redaksi pukul 06.00 WIB:
Hingga Minggu, 11 Juli 2021 sekitar pukul 01.00 WIB upaya redaksi menghubungi CISDI dan Satgas Covid-19 Kota Depok telah dilakukan. Namun belum membuahkan hasil. Terima kasih.
3. Mengejutkan, Survei: 4,7 Juta Warga DKI Terinfeksi Covid-19 pada Maret 2021
Sebanyak 4,7 juta warga Jakarta terinfeksi Corona pada Maret 2021 menurut hasil survei tim peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).
Selanjutnya: Kami mendatangi RT/RW terpilih...
<!--more-->
Hasil survei serologi yang dilakukan pada 15-31 Maret 2021 itu menunjukkan 44,5 persen warga Jakarta pernah terinfeksi virus corona SARS-CoV-2. Hasil itu diungkap oleh epidemiolog UI Pandu Riono berdasarkan penelitian di lapangan.
"Kami mendatangi RT/RW yang terpilih untuk bisa mewakili penduduk wilayah Jakarta,” ujar Pandu dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu 10 Juki 2021.
Pandu mengatakan survei tersebut menggunakan metode stratified multi stage sampling. Tim FKM UI telah mengumpulkan data dan sampel sekitar 5.000 warga Jakarta, yaitu apakah mereka pernah didiagnosa Covid-19, dirawat, dites atau menunjukkan gejala terinfeksi virus corona, seperti demam tinggi dan batuk.
Berdasarkan hasil survei itu, tim FKM UI mengambil kesimpulan 4,7 juta dari 10,6 juta warga Jakarta terinfeksi Covid-19 pada Maret 2021.
Persentase jumlah warga Jakarta yang terinfeksi Covid-19 pada Juni 2021 meningkat hingga 49,2 persen.
Dalam konferensi pers itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut survei itu menunjukkan bahwa setengah penduduk Ibu Kota pernah terinfeksi Covid-19.
Demikianlah hasil survei warga DKI pernah terinfeksi Covid-19 menemani kabar kasus sabu Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie.
Baca juga: Aburizal Bakrie Maafkan Nia Ramadhani dan Putranya: Ini Cobaan, Hadapi
YUSUF MANURUNG | ADE RIDWAN | ANTARA