PPKM Darurat, Pengusaha Dekorasi Banting Setir Jadi Pengrajin Peti Mati

Senin, 12 Juli 2021 14:52 WIB

Pekerja mengangkut peti jenazah untuk didistribusikan di TPU Petamburan, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Juli 2021. Distribusi peti gratis dari Pemprov DKI Jakarta dilakukan melalui fasilitas kesehatan, seperti RSUD, Puskesmas, hingga 42 kecamatan se-DKI Jakarta. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Bogor - Berawal dari keprihatinan melihat angka kematian Covid-19 yang tinggi serta usaha dekorasi yang sepi order, Ranky Safitri banting setir menjadi pengrajin peti mati khusus Covid.

Pengusaha asal Bogor ini mengatakan sudah setahun sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, bisnisnya di bidang dekorasi terus menurun. Lalu diperburuk dengan meningkatnya kasus Covid-19 dan angka kematiannya mendorong Ranky mulai bisnis pembuatan peti mati.

"Data yang kami peroleh, hari ini kan angka terkonfirmasi lebih kurang 31 ribuan kasus dengan 2,6 persen meninggal setiap hari. Saya berpikir, di tengah sepinya dekorasi kenapa gak buat peti mati aja. Sekalian bantuin yang membutuhkan,” kata Ranky kepada Tempo, Ahad 11 Juli 2021.

Ranky menyebut sebelum memulai bisnis peti jenazah ini sempat kebingungan untuk tetap menjaga pegawainya tetap memiliki pekerjaan dan menghidupi keluarganya, terutama saat PPKM Darurat ini.

“Sebetulnya sejak awal, saya pernah produksi peti mati. Namun sempat membaik, bisnis dekorasi ada lagi dan pembuatan peti mati terhenti,” kata Ranky.

Karena sudah memiliki pengalaman sebagai penyedia atau pengrajin peti mati, Ranky dipercaya memproduksi peti jenazah untuk sejumlah rumah sakit.

Advertising
Advertising

“Sejak awal saya jadi vendor pengadaan peti mati untuk beberapa rumah sakit di Bogor, Jakarta hingga Cirebon. Apalagi, peti mati yang kami buat sudah lulus tes uji kelayakan peti mati khusus Covid,” ucap Ranky.

Ranky menyebut, untuk membuat satu peti jenazah Covid-19 ada beberapa bahan standar yang harus disiapkan olehnya. Bahan yang digunakan untuk peti mati, diantaranya multiplex, kayu solid untuk bagian luar.

“Untuk bagian dalamnya, kami juga lapisi dengan bahan kain anti air dan kain pelapis. Sehingga bahan yang kami gunakan untuk peti mati lolos uji kelayakan dan itu sudah dibuktikan oleh beberapa rumah sakit besar dan instansi yang memesan kepada kami, mereka puas,” kata Ranky.

Meski saat ini difokuskan pada bisnis peti mati, Ranky menyebut bukan berarti bisnisnya ini terus membesar dengan dibanjiri pelbagai order. Namun dia menegaskan, saat ini bisnis yang dikerjakannya semata-mata untuk membantu juga. “Membantu yang membutuhkan peti, juga membantu karyawan tetap memiliki penghasilan. Harapannya, pandemi ini segera usai,” ucap Ranky.

M.A MURTADHO

Baca juga: Petugas Ingatkan Bahaya Covid-19 Varian Delta Pakai Pocong dan Peti Mati

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

11 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

22 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

2 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

2 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

3 hari lalu

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

5 hari lalu

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

Di Indonesia pernah ditemukan kasus batu ginjal langka. Ukurannya sebesar kepala manusia.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

7 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya