Profil Bupati Banjarnegara yang Diduga Terlibat Korupsi, Karier hingga Kekayaan
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 12 Agustus 2021 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja menggeledah kantor dan rumah dinas Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono pada Rabu siang kemarin. Penggeledahan dilakukan karena Budhi diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi di Dinas PUPR Banjarnegara.
Dalam kasus ini, Budhi diduga turut serta dalam pemborongan pengadaan atau persewaan pada Dinas PUPR tahun 2017-2018 serta sejumlah penerimaan gratifikasi. Namun hingga berita ini ditulis, KPK belum menetapkan Budhi atau pihak lain sebagai tersangka dalam perkara ini.
Berikut ini merupakan profil dan daftar kekayaan milik sang Bupati yang berhasil Tempo telusuri.
1. Daftar kekayaan hingga Rp23 miliar lebih
Berdasarkan data di laman elhkpkn.kpk.go.id, pada 25 Januari 2021 Budhi melaporkan total harta kekayaannya mencapai Rp23.812.717.301. Rinciannya, Budhi memiliki dua bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Banjarnegara senilai Rp1.292.495.014.
KPK mencatat Budhi memiliki harta bergerak lainnya Rp54.200.000, surat berharga Rp10.826.607.919, serta kas dan setara kas senilai Rp11.639.414.368. Dia tercatat tidak memiliki alat transportasi dan tidak memiliki utang maupun piutang.
<!--more-->
2. Perjalanan karier Bupati yang mengaku seorang mualaf
Dikutip dari laman banjarnegarakab.go.id, Budhi Sarwono menjabat sebagai Bupati Banjarnegara sejak tahun 2017. Pria kelahiran Banjarnegara 27 November 1962 ini memiliki dua orang anak dan seorang istri.
Ia tercatat pernah menjadi Ketua Umum AABI, Dewan Penasehat GAPENSI Banjarnegara, serta Ketua DPP Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Budhi juga pernah bekerja sebagai Direktur Utama PT Bumirejo Banjarnegara
Dalam tayangan Hotman Paris Show pada Oktober 2019, Budhi Sarwono mengaku memiliki nama Tionghoa Wing Chin atau Wing Tjien. Ia juga mengaku sebagai seorang mualaf.
Sebelum menjabat sebagai Bupati, pria berusia 58 tahun itu merupakan seorang pengusaha. Dalam talk show itu, Budhi juga mengaku pernah hidup susah sebagai orang miskin dan pernah menjadi bandar narkoba ekstasi.
<!--more-->
Lalu pada tahun 1998, Budhi mengaku pernah mengalami overdosis yang membuat dirinya sempat sekarat. Pengalaman itu membuatnya kapok dan berhenti dari dunia hitam. Ia kemudian menjadi mualaf di tahun tersebut.
Dengan pengalaman kelamnya, ketika saat ini sudah memiliki banyak harta, Budhi mengaku gemar membantu masyarakat, termasuk membawa berobat masyarakat ke rumah sakit jiwa.
Pada Juni 2021, nama Budhi pernah santer diberitakan karena membolehkan masyarakat menggelar acara dengan mengumpulkan banyak massa. Padahal, saat itu pandemi Covid-19 sedang melanda.
Budhi mengatakan kebijakannya itu sudah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Ia bahkan memberikan garansi dan bertanggung jawab jika warga akan menggelar kegiatan, asalkan masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan.
BACA: KPK Sita Dokumen dalam Perkara Dugaan Korupsi Dinas PUPR Banjarnegara
M JULNIS FIRMANSYAH