Tantangan Vaksinasi Merdeka: Hoaks, Takut Jarum, Hingga Warga Lansia

Selasa, 17 Agustus 2021 13:19 WIB

Vaksinasi COVID-19

Jakarta - Sudah sejak beberapa hari, warga di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat setiap pagi melihat petugas vaksinator mengenakan alat perlindung diri (APD) mondar-mandir di sekitar rumah mereka. Ditemani aparat kepolisian dan TNI, petugas menyisir rumah warga yang belum tervaksin sambil menenteng kotak es berisi ampul vaksin Vaksinasi Merdeka.

Stiker berisi keterangan telah divaksin yang dipasang oleh ketua RT di rumah warga, memudahkan petugas mendatangi rumah-rumah yang belum menerima vaksin.

"Kami memberikan vaksinasi dari rumah ke rumah kepada warga agar terbentuk herd imunity," ujar Kepala Polsek Sawah Besar Ajun Komisaris Maulana Mukarom kepada Tempo, Selasa, 17 Agustus 2021. Saat ini sudah 80 persen warga yang menerima vaksin.

Maulana turut menemani vaksinator "memburu" warga yang belum pernah mendapatkan vaksin. Meski berniat mulia, masih banyak warga memilih mengunci pintu rumahnya dari tim vaksinator. Mereka yang takut divaksin, karena kadung percaya dengan informasi menyesatkan soal dampak vaksinasi. Seperti akan sakit parah, menjadi terpapar Covid-19, hingga ukuran kelamin yang membengkak setelah menerima vaksin.

"Banyak masyarakat yang masih menelan mentah-mentah informasi itu," ujar Maulana mengakui kendala informasi hoaks yang menyulitkan program Vaksinasi Merdeka.

Advertising
Advertising

Tidak cuma dipersulit oleh hoaks, Maulana juga harus berusaha keras membujuk masyarakat yang menolak divaksin karena takut dengan jarum suntik. Walau terdengar tidak masuk akal, Maulana mengatakan cukup banyak warga di Sawah Besar yang ogah divaksin karena alasan itu.

Seperti yang dialami seorang pria paruh baya, Hasan, warga Sawah Besar itu harus dipegangi dua orang petugas vaksinator karena histeris saat akan disuntik. Hasan tak bisa menolak perintah vaksinasi setelah rumahnya didatangi sekitar lima orang petugas dan membujuknya menerima vaksinasi Covid-19.

"Saya kaget, tiba-tiba ada banyak orang datang ke rumah. Iya saya (menolak divaksin karena) takut disuntik," kata Hasan.

Lain tempat, lain kendala. Di Kabupaten Bekasi atau tepatnya di Desa Segaramakmur, Kecamatan Tarumajaya, warga justru antusias mengikuti Vaksinasi Merdeka yang digelar di Balai Desa. Namun, tidak semua warga mampu pergi ke gerai vaksin karena keterbatasan fisik, seperti yang dialami Emah, 78 tahun.

Emah yang lumpuh digendong Kapolsek Tarumajaya Jaya Ajun Komisaris Edy Suprayitno ke gerai vaksin di Balai Desa. Edy melakukan hal itu, karena Emah tidak memiliki keluarga yang mampu membawanya ke gerai vaksin.

"Nenek Emah sehari-hari hanya tinggal dengan cucunya yang berusia 13 tahun. Dia hidup bergantung belas kasih tetangga," ujar Edy.

Edy menggendong Emah dari rumahnya yang berada di Kampung Tanah Makmur, RT02 RW 14, menuju kantor Desa Segaramakmur. Edy mengatakan vaksinasi Covid-19 merupakan keinginan dari wanita kelahiran tahun 1943 itu sendiri.

"Biar sehat, biar panjang umur (alasan mau divaksin), masih ngurusin cucu anak yatim," kata Edy menirukan Emah. Cucu Emah dua orang. Satu di antaranya diasuh ibunya di Kemayoran.

Seperti diketahui, program Vaksinasi Merdeka adalah salah satu strategi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI Jakarta untuk mempercepat vaksinasi guna mewujudkan kekebalan komunal masyarakat (herd immunity) 100 persen di Ibu Kota.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam peluncuran program Vaksinasi Merdeka di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan 1 Agustus 2021 mengatakan, jika herd imunity di masyarakat terjadi, maka akan menjadi pertanda baik bagi pertumbuhan ekonomi. "Karena syarat agar pertumbuhan ekonomi berjalan dan berkembang, kesehatan harus jadi prirotas," ujar Listyo.

Baca: Laksanakan Vaksinasi Merdeka, Polisi Bonceng Dokter ke Pasar Manggis

Berita terkait

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

1 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

3 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

22 hari lalu

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

23 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

34 hari lalu

Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

Ketua BTN Sumardji menduga kembang api yang muncul di dekat lokasi Timnas Indonesia latihan berasal dari pesta rakyat setempat.

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

34 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya

CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

36 hari lalu

CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.

Baca Selengkapnya

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

37 hari lalu

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.

Baca Selengkapnya

MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

37 hari lalu

MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

Ketua AJI Indonesia Sasmito Madrim mengatakan putusan MK yang menghapus pasal 14 dan 15 UU 1 Tahun 1946 merupakan angin segar bagi jurnalis.

Baca Selengkapnya

Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

43 hari lalu

Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

Sebuah video memperlihatkan sepasang sepatu Nike bergambar bendera Israel menjadi viral disertai seruan untuk memboikot produsen alat olahraga itu.

Baca Selengkapnya