5 Fakta Perairan di Angke dan Ancol Terkontaminasi Parasetamol
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Minggu, 3 Oktober 2021 06:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi internasional yang dipublikasikan pada Agustus 2021 mencatat pencemaran bahan kimia parasetamol di perairan Teluk Jakarta.
Penelitian ini diterbitkan dalam Marine Pollution Bulletin edisi Volume 169, Agustus 2021 yang dapat diakses di www.sciencedirect.com. Judul penelitiannya 'High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia'.
Total ada empat peneliti yang terlibat dalam studi tersebut. Mereka adalah tiga peneliti dari School of Pharmacy and Biomolecular Sciences, University of Brighton bernama Wulan Koagouw, George W.J. Olivier, dan Corina Ciocan. Satu orang lagi adalah Zainal Arifin, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Sebelumnya, pada 2019 IPB University juga melaporkan kontaminan limbah domestik rumah tangga, salah satunya detergen mencemari air sungai Ibu Kota. Air sungai juga tercemar bakteri e-coli akibat masih banyak warga Jakarta buang air besar sembarangan di sungai atau tempat mandi cuci kakus (MCK) tak layak.
Berikut fakta temuan konsentrasi tinggi parasetamol di perairan Teluk Jakarta tersebut:
1. Kandungan parasetamol di Jakarta Utara
Kandungan parasetamol, yang biasa digunakan sebagai obat pereda demam dan nyeri itu terdeteksi di kawasan Angke dan Ancol, keduanya berlokasi di Jakarta Utara. Konsentrasi parasetamol di Angke sebesar 610 ng/L dan Ancol 420 ng/L.
"Konsentrasinya sangat minim, tapi memberi dampak bukan ke manusia saja, tapi ke hewan juga yang ada di sana," jelas peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Zainal Arifin.
2. Studi pertama di Indonesia soal kandungan parasetamol di air laut
Penelitian ini adalah studi pertama yang menemukan kandungan parasetamol atau acetaminophen di perairan sekitar Indonesia. Menurut Zainal, riset ini barulah studi awal yang perlu didalami lagi.
3. Kandungan parasetamol ditemukan sebelum pandemi Covid-19
Zainal menyatakan kandungan parasetamol di perairan Teluk Jakarta ditemukan sebelum pandemi Covid-19. Riset soal pencemaran ini memang terbit tahun ini, tapi pengumpulan sampel air laut dilakukan pada akhir 2018 atau 2019.
"Jadi risetnya sebelum Covid-19," kata dia.
4. Temuan kandungan pencemar lain
Peneliti mengambil sampel air yang dominan terkontaminasi limbah di empat lokasi Teluk Jakarta dan satu di pantai utara Jawa Tengah. Selain parasetamol, peneliti menemukan, kandungan nutrisi air laut melebihi batas Baku Muku Air Laut Indonesia. Beberapa sampel air juga mengandung logam.
5. Dugaan sumber pencemaran
Zainal belum bisa menyimpulkan sumber kandungan parasetamol lantaran perlu penelitian lebih lanjut. Namun, dia memprediksikan kandungan parasetamol ini berasal dari industri atau pemakaian individu. Hal itu mengingat masyarakat terkadang berlebihan minum obat yang mengandung parasetamol.
Faktor pencemaran kedua adalah pengelolaan limbah cair yang buruk. Zainal mengingatkan pemerintah pusat dan daerah untuk lebih memperhatikan sistem pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke laut.
"Karena parasetamol itu akan diekskresikan, dibuang lewat air seni dan juga fesesnya," terang dia.
LANI DIANA | FRANSISCO ROSARIANS ENGA GEKEN
Baca juga: Parasetamol di Teluk Jakarta, Dinas LH DKI Akan Telusuri Sumbernya