Mustafa Kemal Ataturk Bakal Jadi Nama Jalan di Menteng, Begini Kata Warga DKI
Reporter
Tempo.co
Editor
Juli Hantoro
Senin, 18 Oktober 2021 14:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Rencana pergantian nama salah satu jalan di kawasan Menteng, Jakarta Selatan menjadi nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk menuia pro dan kontra.
Beberapa warga Ibu Kota yang ditemui Tempo memberi komentar terhadap rencana pergantian nama jalan di Menteng tersebut. Dian, seorang warga Palmerah, Jakarta Barat mengatakan jika ingin menggunakan nama tokoh dari Turki seharusnya bisa memilih tokoh lain untuk nama jalan.
“Dia aja tuh di Turki melarang agama islam dibawa ke kehidupan publik, trus kenapa malah di sini nama dia dijadikan nama jalanan yang bakal diinget sama orang,” ujar Dian kepada Tempo, Senin, 18 Oktober 2021.
Nara, yang juga warga Palmerah, Jakarta Barat mengatakan Indonesia saja masyarakat nya mayoritas beragama Islam sedangkan Mustafa Kemal Ataturk dikenal sebagai tokoh sekuler.
“Attaturk itu melarang pake jilbab buat ke sekolah, terus mengganti azan pake bahasa lokal, Indonesia aja mayoritas agama nya tu Islam gimana warga nya ngga sakit hati kalo tokoh kaya gitu namanya dipajang di ruas jalan,” kata Nara.
Selain itu Tomy, warga Tomang, Jakarta Barat juga berpendapat Mustafa Kemal Ataturk semasa hidupnya melarang masyarakat di Turki membawa agama Islam ke kehidupan publik seharusnya nama dia juga tidak dipublikasikan.
“Nah harusnya nama dia juga jangan diapresiasi publik dong,” ujar Tomy.
Wakil Ketua Umum MUI Protes....
<!--more-->
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mempersoalkan rencana penggantian nama salah satu jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, menjadi Mustafa Kemal Ataturk. Anwar menilai Mustafa merupakan sosok yang mengacak-acak ajaran Islam.
"Banyak sekali hal-hal yang dia lakukan bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah," tulis Anwar dalam keterangan tertulisnya pada Ahad, 17 Oktober 2021.
Menurut dia, Mustafa Kemal Ataturk merupakan tokoh sekuler yang tak percaya agamanya dapat membawa Turki menjadi negara maju. Anwar menyebut dalam upaya meraih itu, Mustafa justru menjauhkan rakyat Turki dari ajaran agama Islam. "Jadi Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari Fatwa MUI orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," ujar Anwar.
Ia pun menilai jika rencana pemerintah mengabadikan nama Mustafa di salah satu Jalan Ibu Kota sebagai hal yang tidak diharapkan. Alasannya, menurut penilaian Anwar, apa yang dilakukan oleh Mustafa bertentangan dengan esensi Pancasila.
Baca juga: Dubes RI untuk Turki Sebut Masih Menunggu Usulan Nama Jalan di Menteng
KHANIFAH JUNIASARI/ADAM