Epidemiolog: Pelonggaran PPKM Level 2 Jakarta Harus Tetap Terukur

Minggu, 24 Oktober 2021 09:25 WIB

Ilustrasi Vaksinasi Covid-19. TEMPO/Hilman Fathurrahman

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan pelonggaran aktivitas di PPKM Level 2 Jakarta harus didasari rujukan yang kuat. Indikator utama dalam penanganan pandemi harus dipenuhi.

"Dalam hal ini bukan hanya angka absolut dari positivity rate maupun angka reproduksi efektif yang stabil dalam satu bulan terakhir, juga kasus harian yang stabil rendah dalam satu bulan terakhir, dan dari cakupan vaksinasi," kata Dicky kepada Tempo, Sabtu, 23 Oktober 2021.

Cakupan vaksinasi Covid-19 di Jakarta diakuinya lebih baik dibanding daerah lainnya. Namun, dia mengingatkan Jakarta adalah kota metropolitan yang punya daya tarik dan masalah berbeda dari kota besar atau kota satelit.

Salah satu masalahnya adalah tingginya mobilitas orang ke kota metropolitan ini. "Maka pelonggarannya harus terukur dan bertahap."

Mengenai mobilitas, kata Dicky, transportasi darat perlu tetap diperhatikan karena melibatkan banyak pergerakan orang. Untuk konteks Jakarta, transportasi darat adalah tempat bertemu banyak orang dari beragam lokasi, yang juga beragam level pengendalian pandeminya.

"Oleh karena itu, ketentuan untuk terus menjaga kapasitas, jaga jarak, jaga sirkulasi dan ventilasi, menjadi keharusan dalam masa pandemi ini meskipun PPKM levelnya sudah 1 di semua wilayah di Jabodetabek ini," kata Dicky.

Advertising
Advertising

Jakarta menyandang status PPKM Level 2 per Selasa, 19 Oktober 2021. Menyusul perubahan status ini, berbagai kelonggaran diterapkan. Pelonggaran di Ibu Kota diatur dalam Keputusan Gubernur DKI Nomor 1245 tahun 2021.

Kelonggaran itu antara lain di sektor non-esensial, yang kini sudah dibolehkan bekerja dari kantor dengan kapasitas 50 persen, sedangkan sebelumnya hanya 25 persen.

Supermarket dan pasar rakyat ditingkatkan kapasitas pengunjungnya dari 50 menjadi 75 persen. Begitu juga dengan kapasitas pengunjung bioskop, ditingkatkan dari sebelumnya 50 persen menjadi 70 persen.

Untuk pusat perbelanjaan atau mal, kapasitas maksimal pengunjung adalah 50 persen dengan jam operasional hingga pukul 21.00. Anak-anak usia di bawah 12 tahun sudah dibolehkan berkunjung ke mal dengan syarat didampingi oleh orang tua.

Kapasitas pengunjung rumah ibadah juga ditingkatkan dari 50 persen menjadi 75 persen. Taman umum dan tempat wisata juga sudah dibuka dengan kapasitas 25 persen.

Baca: Hari Pertama Ragunan Dibuka Lagi, Dikunjungi 4.901 Orang dari 8.000 Pendaftar

Berita terkait

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

3 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

9 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

23 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

23 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

26 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Vaksinasi untuk Memastikan Produktivitas Perusahaan

53 hari lalu

Pentingnya Vaksinasi untuk Memastikan Produktivitas Perusahaan

Pakar menyebut vaksinasi dapat mencegah sejumlah penyakit, antara lain influenza dan DBD, yang dapat mengganggu kinerja perusahaan.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Manfaat Main Tenis Meja buat Atasi Masalah Saraf

16 Februari 2024

Penelitian Sebut Manfaat Main Tenis Meja buat Atasi Masalah Saraf

Penelitian menemukan kaitan bermain tenis meja dan perbaikan kondisi penderita penyakit terkait saraf macam Parkinson dan multiple sclerosis.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya